Sabtu, 30 Oktober 2010

Tak Ada Gigi Gusi pun Jadi, Bahkan Mungkin Lebih Baik Dari Gigi

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 16.34
Suatu hari di kamar, terdapat sang Nenek dan sang Cucu.
Mereka lagi mengobrol ria, bercerita tentang kejadian-kejadian yang terjadi.
Tetapi tiba-tiba senyum sang cucu meredup. Ia menyembunyikan mukanya ke bantal, dan berkata "nek, mau curhat sama mama". Ternyata sang cucu teringat kejadian sedih yang mengalaminya. "tapi mama lagi tidurin dedek..", ucapnya di balik bantal.
"curhat? curhat itu seperti apa?", celoteh nenek. "nenek gak tau curhat itu kayak apa".
Sang cucu pun tertawa di balik bantal. Ia tak heran mengapa neneknya tak tahu, sebab beliau strawberry pun tak tau.
"Suatu hari, ada si kancil yang hendak minum air di sungai. Tetapi kakinya tiba-tiba ditangkap oleh si Buaya. Kancil tidak panik, dia berkata kalau kakinya tak enak. Dan buaya pun melepaskannya. Si kancil memang cerdik", nenek bercerita, "begitu kan curhat?", lanjut nenek.
Sang cucu pun semakin terbahak-bahak, walau seiring dengan tawanya air matanya berjatuhan.
"bukan nek, itu dongeng", jelas sang cucu.
"Anak-anak, hari ini kita belajar matematika. 1+1 itu sama dengan 2", celoteh nenek lagi, "Itu curhat?".
sang cucu tertawa lagi, terlihat pundaknya bergetar menyamakan tawanya di balik bantal. Tapi air mata tetap mengalir.
"bukan nek, itu mengajar".
"Pertama-tama kita campurkan tepung, telur, ragi, air kemudian diamkan sekitar 1 jam".
"bukannn nekkk..."
"Jadi curhat itu seperti apa? Ayo berikan contoh ke Nenek"
Sang cucu pun mengangkat wajahnya dari bantal. Ia menatap lekat neneknya, mata beliau menunjukkan senyum keikhlasan.

Kemudian sang cucu menberikan contoh curhat kepada neneknya berupa pengalaman pahitnya itu.


So... don't judge the book by its cover.

0 komentar on "Tak Ada Gigi Gusi pun Jadi, Bahkan Mungkin Lebih Baik Dari Gigi"

Sabtu, 30 Oktober 2010

Tak Ada Gigi Gusi pun Jadi, Bahkan Mungkin Lebih Baik Dari Gigi

Suatu hari di kamar, terdapat sang Nenek dan sang Cucu.
Mereka lagi mengobrol ria, bercerita tentang kejadian-kejadian yang terjadi.
Tetapi tiba-tiba senyum sang cucu meredup. Ia menyembunyikan mukanya ke bantal, dan berkata "nek, mau curhat sama mama". Ternyata sang cucu teringat kejadian sedih yang mengalaminya. "tapi mama lagi tidurin dedek..", ucapnya di balik bantal.
"curhat? curhat itu seperti apa?", celoteh nenek. "nenek gak tau curhat itu kayak apa".
Sang cucu pun tertawa di balik bantal. Ia tak heran mengapa neneknya tak tahu, sebab beliau strawberry pun tak tau.
"Suatu hari, ada si kancil yang hendak minum air di sungai. Tetapi kakinya tiba-tiba ditangkap oleh si Buaya. Kancil tidak panik, dia berkata kalau kakinya tak enak. Dan buaya pun melepaskannya. Si kancil memang cerdik", nenek bercerita, "begitu kan curhat?", lanjut nenek.
Sang cucu pun semakin terbahak-bahak, walau seiring dengan tawanya air matanya berjatuhan.
"bukan nek, itu dongeng", jelas sang cucu.
"Anak-anak, hari ini kita belajar matematika. 1+1 itu sama dengan 2", celoteh nenek lagi, "Itu curhat?".
sang cucu tertawa lagi, terlihat pundaknya bergetar menyamakan tawanya di balik bantal. Tapi air mata tetap mengalir.
"bukan nek, itu mengajar".
"Pertama-tama kita campurkan tepung, telur, ragi, air kemudian diamkan sekitar 1 jam".
"bukannn nekkk..."
"Jadi curhat itu seperti apa? Ayo berikan contoh ke Nenek"
Sang cucu pun mengangkat wajahnya dari bantal. Ia menatap lekat neneknya, mata beliau menunjukkan senyum keikhlasan.

Kemudian sang cucu menberikan contoh curhat kepada neneknya berupa pengalaman pahitnya itu.


So... don't judge the book by its cover.

0 komentar:

 

CHEER UP!! がんばって~ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal