Minggu, 21 Agustus 2011

PUASA & LEBARAN DI JEPANG GIMANA RASANYA, YA?

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 20.53

Bagi gue yang emang belum pernah ke Jepang, rasanya mah ratusan! Hihi

MEMULAI PUASA

Bagi umat Islam puasa merupakan kewajiban, jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukannya jika mampu, walaupun tidak sedang berada di tanah air kita yang tercinta. Biasanya, mendekati bulan Ramadhan, penduduk asing yang tinggal di Jepang, mulai sibuk mempersiapkan berbagai hal, seperti mencari jadwal berpuasa sesuai dengan domisili tempat tinggal melalui situs-situs terpecaya di internet. Salah satunya  www.islamicfinder.org. Di situs ini kita hanya tinggal memasukkan negara, dan daerah tempat tinggal, lalu jadwal berpuasa selama sebulan siap di print.

UNIKNYA PUASA DI NEGARA EMPAT MUSIM

 Berhubung Jepang adalah negara dengan empat musim, kalau boleh memilih sih lebih enak berpuasa saat musim dingin. Soalnya waktu berpuasanya jadi pendek! Maksudnya, waktu imsak-nya datang rada telat, dan waktu berbukanya cepat (curang ya.. hhihi). Selain itu, kalau kita puasa saat musim yang dingin-dingin, seperti musim gugur dan musim dingin, udaranya sangat bersahabat, sejuk cenderung dingin, jadi rasa haus tak terlalu berasa lah... Ketika bekerja atau bersekolah di siang hari pun tidak akan menjadi masalah, sebab matahari akan tenggelam dengan cepat.
Nah, kalau puasanya jatuh saat musim semi, ini asyik juga sih, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Sama seperti cuaca di Indonesia, walaupun udara panas, tapi ada angin yang bertiup, jadi sedikit memberikan kesegaran jika menerpa tubuh kita.
Lalu, saat musim panas bagaimana ya?? Nahhh inilah ujian terberat! Hhaha.. Saat musim panas, biasanya suhu berkisar 32 derajat celcius ke atas, dan angin pun tidak bertiup. Jadilah panas bercampur gerah plus keringat terus mengucur walaupun kita tidak sedang melakukan aktivitas apa-apa. Selain itu kadang waktu bukanya akan lebih lama.

REAKSI PENDUDUK SETEMPAT
Namanya juga berpuasa di negara orang, pastinya para penduduk pun merasa penasaran dengan rutinitas tahunan ini, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada yang sedang berpuasa. Apalagi negara Jepang sendiri tidak mengenal adanya aturan berpuasa. Pertanyaan mereka pun bermacam-macam seperti : Kenapa kita harus berpuasa?, Kenapa tidak boleh makan dan minum?, Kenapa tidak boleh melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, dll. Soalnya, bagi mereka hal itu bisa menyebabkan kita meninggal dunia! Ternyata , setelah diselidiki lebih lanjut, mereka mengira kalau kita harus berpuasa selama satu hari satu malam selama sebulan! Dengan kata lain, makanan dan minuman sama sekali tidak masuk ke dalam perut kita selama sebulan! :D
Selain itu, ada pula yang mengira kalau berpuasa dalam bulan Ramadhan itu berarti kita hanya tidak boleh makan, minum tidak apa-apa. Jadi, ketika mereka mengetahui bahwa kita juga tidak boleh minum, mereka merasa kaget sekali. Dan tak jarang keluar celetukan, seperti “Wah, kalau saya tidak boleh minum, saya tidak akan bisa ngapa-ngapain dong!”, atau “ Saya pasti tidak bisa puasa. Kebayang dong nggak makan dan nggak minum selama siang hari, mana musim panas begini lagi..”
Atau ada juga “Sudah, kamu tidak usah puasa aja. Toh, kamu juga sedang tinggal di Jepang, di sini tidak ada aturan untuk berpuasa”
Ya, namanya juga berbeda agama, wajarlah ada perbedaan, setidaknya ucapan mereka itu menunjukkan adanya perhatian.

GODAAN BERPUASA & MENU BERBUKA

Lalu, bagaimana soal tajil atau menu untuk berbuka puasa? Wah, jangan harap akan ada yang berjualan di pinggir jalan seperti di Indonesia. Makanan khas buka puasa seperti kolak pisang, es blewah, atau timun suri, sudah di pastikan tidak akan tersedia setiap hari seperti layaknya di tanah air tercinta kita. Kalau tidak membuat sendiri, otomatis tidak akan merasakan yang namanya menu khas berbuka puasa. Tapi, biasanya ada perkumpulan penduduk asing, yang mengadakan acara buka puasa bersama, dan menghidangkan menu favorit tersebut. Kadang-kadang, karena komunitas muslim di jepang, tidak hanya dari orang Indonesia, tapi ada juga orang Turki, Palestina, Bangladesh, dll.  Dan kita pun bisa mencicipi makanan khas berbuka puasa ala mereka.
Godaan dalam berpuasa selain melihat ada yang makan dan minum tepat di hadapan kita, adalah bagaimana menjaga mata dari pandangan-pandangan “tertentu”. “Pemandangan” yang bagaimna nih? He he, saat ini kan judulnya puasa di musim panas, dan yang namanya musim panas, otomatis gaya berbusana pun pasti summer style gitu, lho. Buat kaum adam apalagi ini.. hhaha XD
Sholat tarawih juga dilaksanakan di daerah yang sudah memiliki mesjid. Tapi selain itu, dilaksanakan pula secara berkelompok di rumah yang mau ketempatan, atau bisa juga menyewa ruangan di gedung tertentu. Dan jamaah yang datang pun bukan hanya orang Indonesia, ada juga saudara muslim dari berbagai bangsa.

BERZAKAT DI JEPANG

Yang namanya bulan puasa tentu tidak terlepas dari kewajiban membayar zakat fitrah, fidyah, dll. Di sini juga ada organisasi yang melayani dan mempermudah jika kita ingin membayar zakat. 
Biasanya, bisa diberikan langsung kepada pihak-pihak yang sudah ditunjuk atau bisa transfer ke rekening yang sudah ditetapkan. Kisaran uang zakat fitrah yang diberikan, karena dihitung sesuai dengan kurs yang kita pakai di sini. Zakat fitrah satu orang sebesar \1500, sedangkan fidyah ada yang menetapkan satu hari \450. Kelihatannya memang mahal, soalnya memang standar hidup di Jepang, mahalll.

MENYAMBUT HARI KEMENANGAN  

Setelah berpuasa kurang lebih satu bulan, apa yang ditunggu-tunggu? Tentu saja Hari Raya Idul Fitri. Tapi namanya juga bukan di Indonesia, jadi hari raya atau hari besar islam di sini tidak dianggap sebagai tanggal merah di kalender, alias kalau jatuhnya bukan di hari Sabtu atau Minggu, maka bisa di pastikan kita akan melewati yang namanya lebaran dengan bekerja atau sekolah! Memang bisa meminta izin, tapi yang namanya izin kerja bukan bukan hal yang mudah untuk diminta. Salah-salah bisa kena pecat! 
Nah, kalau jatuhnya hari Sabtu atau Minggu, bisa dipastikan akan ada keramaian yang sangat menyenangkan di berbagai tempat yang sudah dipersiapkan oleh pihak yang bertanggung jawab. Biasanya, para panitia akan menyewa suatu ruangan besar yang diperkirakan bisa menampung jamaah, dan bisa mengakomodasi acara makan-makan yang berlangsung sesudahnya. Salat Ied di lapangan terbuka? Wah, sedikit susah... Sebab, perizinannya harus di urus dari jauh-jauh hari, dan memang pemerintah setempat tidak akan dengan begitu mudahnya memberikan izin untuk mengadakan acara di tempat terbuka, terlaluu mengundang perhatian. Yang ada ntar dikelilingi polisi untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan >.<

Tapi yang namanya berpuasa, DI MANA pun itu, tetap saja menimbulkan rasa rindu untuk bertemu lagi di tahun-tahun berikutnya.
Dan PUASA DI NEGERI MANA AJA sama aja, sama-sama lapar dan hauus.. hihi
 ~HAPPY FASTING~

Source : Hanalala

0 komentar on "PUASA & LEBARAN DI JEPANG GIMANA RASANYA, YA?"

Minggu, 21 Agustus 2011

PUASA & LEBARAN DI JEPANG GIMANA RASANYA, YA?


Bagi gue yang emang belum pernah ke Jepang, rasanya mah ratusan! Hihi

MEMULAI PUASA

Bagi umat Islam puasa merupakan kewajiban, jadi tidak ada alasan untuk tidak melakukannya jika mampu, walaupun tidak sedang berada di tanah air kita yang tercinta. Biasanya, mendekati bulan Ramadhan, penduduk asing yang tinggal di Jepang, mulai sibuk mempersiapkan berbagai hal, seperti mencari jadwal berpuasa sesuai dengan domisili tempat tinggal melalui situs-situs terpecaya di internet. Salah satunya  www.islamicfinder.org. Di situs ini kita hanya tinggal memasukkan negara, dan daerah tempat tinggal, lalu jadwal berpuasa selama sebulan siap di print.

UNIKNYA PUASA DI NEGARA EMPAT MUSIM

 Berhubung Jepang adalah negara dengan empat musim, kalau boleh memilih sih lebih enak berpuasa saat musim dingin. Soalnya waktu berpuasanya jadi pendek! Maksudnya, waktu imsak-nya datang rada telat, dan waktu berbukanya cepat (curang ya.. hhihi). Selain itu, kalau kita puasa saat musim yang dingin-dingin, seperti musim gugur dan musim dingin, udaranya sangat bersahabat, sejuk cenderung dingin, jadi rasa haus tak terlalu berasa lah... Ketika bekerja atau bersekolah di siang hari pun tidak akan menjadi masalah, sebab matahari akan tenggelam dengan cepat.
Nah, kalau puasanya jatuh saat musim semi, ini asyik juga sih, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Sama seperti cuaca di Indonesia, walaupun udara panas, tapi ada angin yang bertiup, jadi sedikit memberikan kesegaran jika menerpa tubuh kita.
Lalu, saat musim panas bagaimana ya?? Nahhh inilah ujian terberat! Hhaha.. Saat musim panas, biasanya suhu berkisar 32 derajat celcius ke atas, dan angin pun tidak bertiup. Jadilah panas bercampur gerah plus keringat terus mengucur walaupun kita tidak sedang melakukan aktivitas apa-apa. Selain itu kadang waktu bukanya akan lebih lama.

REAKSI PENDUDUK SETEMPAT
Namanya juga berpuasa di negara orang, pastinya para penduduk pun merasa penasaran dengan rutinitas tahunan ini, sehingga muncul pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada yang sedang berpuasa. Apalagi negara Jepang sendiri tidak mengenal adanya aturan berpuasa. Pertanyaan mereka pun bermacam-macam seperti : Kenapa kita harus berpuasa?, Kenapa tidak boleh makan dan minum?, Kenapa tidak boleh melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, dll. Soalnya, bagi mereka hal itu bisa menyebabkan kita meninggal dunia! Ternyata , setelah diselidiki lebih lanjut, mereka mengira kalau kita harus berpuasa selama satu hari satu malam selama sebulan! Dengan kata lain, makanan dan minuman sama sekali tidak masuk ke dalam perut kita selama sebulan! :D
Selain itu, ada pula yang mengira kalau berpuasa dalam bulan Ramadhan itu berarti kita hanya tidak boleh makan, minum tidak apa-apa. Jadi, ketika mereka mengetahui bahwa kita juga tidak boleh minum, mereka merasa kaget sekali. Dan tak jarang keluar celetukan, seperti “Wah, kalau saya tidak boleh minum, saya tidak akan bisa ngapa-ngapain dong!”, atau “ Saya pasti tidak bisa puasa. Kebayang dong nggak makan dan nggak minum selama siang hari, mana musim panas begini lagi..”
Atau ada juga “Sudah, kamu tidak usah puasa aja. Toh, kamu juga sedang tinggal di Jepang, di sini tidak ada aturan untuk berpuasa”
Ya, namanya juga berbeda agama, wajarlah ada perbedaan, setidaknya ucapan mereka itu menunjukkan adanya perhatian.

GODAAN BERPUASA & MENU BERBUKA

Lalu, bagaimana soal tajil atau menu untuk berbuka puasa? Wah, jangan harap akan ada yang berjualan di pinggir jalan seperti di Indonesia. Makanan khas buka puasa seperti kolak pisang, es blewah, atau timun suri, sudah di pastikan tidak akan tersedia setiap hari seperti layaknya di tanah air tercinta kita. Kalau tidak membuat sendiri, otomatis tidak akan merasakan yang namanya menu khas berbuka puasa. Tapi, biasanya ada perkumpulan penduduk asing, yang mengadakan acara buka puasa bersama, dan menghidangkan menu favorit tersebut. Kadang-kadang, karena komunitas muslim di jepang, tidak hanya dari orang Indonesia, tapi ada juga orang Turki, Palestina, Bangladesh, dll.  Dan kita pun bisa mencicipi makanan khas berbuka puasa ala mereka.
Godaan dalam berpuasa selain melihat ada yang makan dan minum tepat di hadapan kita, adalah bagaimana menjaga mata dari pandangan-pandangan “tertentu”. “Pemandangan” yang bagaimna nih? He he, saat ini kan judulnya puasa di musim panas, dan yang namanya musim panas, otomatis gaya berbusana pun pasti summer style gitu, lho. Buat kaum adam apalagi ini.. hhaha XD
Sholat tarawih juga dilaksanakan di daerah yang sudah memiliki mesjid. Tapi selain itu, dilaksanakan pula secara berkelompok di rumah yang mau ketempatan, atau bisa juga menyewa ruangan di gedung tertentu. Dan jamaah yang datang pun bukan hanya orang Indonesia, ada juga saudara muslim dari berbagai bangsa.

BERZAKAT DI JEPANG

Yang namanya bulan puasa tentu tidak terlepas dari kewajiban membayar zakat fitrah, fidyah, dll. Di sini juga ada organisasi yang melayani dan mempermudah jika kita ingin membayar zakat. 
Biasanya, bisa diberikan langsung kepada pihak-pihak yang sudah ditunjuk atau bisa transfer ke rekening yang sudah ditetapkan. Kisaran uang zakat fitrah yang diberikan, karena dihitung sesuai dengan kurs yang kita pakai di sini. Zakat fitrah satu orang sebesar \1500, sedangkan fidyah ada yang menetapkan satu hari \450. Kelihatannya memang mahal, soalnya memang standar hidup di Jepang, mahalll.

MENYAMBUT HARI KEMENANGAN  

Setelah berpuasa kurang lebih satu bulan, apa yang ditunggu-tunggu? Tentu saja Hari Raya Idul Fitri. Tapi namanya juga bukan di Indonesia, jadi hari raya atau hari besar islam di sini tidak dianggap sebagai tanggal merah di kalender, alias kalau jatuhnya bukan di hari Sabtu atau Minggu, maka bisa di pastikan kita akan melewati yang namanya lebaran dengan bekerja atau sekolah! Memang bisa meminta izin, tapi yang namanya izin kerja bukan bukan hal yang mudah untuk diminta. Salah-salah bisa kena pecat! 
Nah, kalau jatuhnya hari Sabtu atau Minggu, bisa dipastikan akan ada keramaian yang sangat menyenangkan di berbagai tempat yang sudah dipersiapkan oleh pihak yang bertanggung jawab. Biasanya, para panitia akan menyewa suatu ruangan besar yang diperkirakan bisa menampung jamaah, dan bisa mengakomodasi acara makan-makan yang berlangsung sesudahnya. Salat Ied di lapangan terbuka? Wah, sedikit susah... Sebab, perizinannya harus di urus dari jauh-jauh hari, dan memang pemerintah setempat tidak akan dengan begitu mudahnya memberikan izin untuk mengadakan acara di tempat terbuka, terlaluu mengundang perhatian. Yang ada ntar dikelilingi polisi untuk mencegah hal-hal yang tidak di inginkan >.<

Tapi yang namanya berpuasa, DI MANA pun itu, tetap saja menimbulkan rasa rindu untuk bertemu lagi di tahun-tahun berikutnya.
Dan PUASA DI NEGERI MANA AJA sama aja, sama-sama lapar dan hauus.. hihi
 ~HAPPY FASTING~

Source : Hanalala

0 komentar:

 

CHEER UP!! がんばって~ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal