Jumat, 13 April 2012

Ini Mengenai Lalat

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 11.15

Selama gue jadi mahasiswi, gue sadari yang sebelumnya gue hindari jadi tak terhindari *halah*, jadi contohnya saja soal makanan. Kalau dulu itu, gue paling anti yang namanya makanan di pinggir jalan. Selain kurang bersih, terkena debu dan asap kendaraan, lalat juga banyak yang bertebrangan.

Pernah tuh *curhat bentar yak*, teman bimbel gue ngajak makan soto di pinggir jalan. Tapi gue menolak, soalnya itu makanan benar-benar sebelahan sama jalan raya yang asap-asap kendaraannya naudzubillah. Tapi gue ikut aja kesitu, cuman kagak ikut makan. Dan ketika teman-teman gue itu lagi makan, gue melihat sesosok makhluk melesat cepat menuju got. Apakah itu? that is a BIG MOUSE! Iyyuuh.. See.. gak enek apa itu jadinya...
Namun kini para readers... apa daya, sekarang gue hampir setiap hari untuk makan siang dengan makanan di pinggir jalan.. *diketawain teman bimbel*

Sebenarnya untuk makanan memang lebih baik membawa bekal kalau mau benar-benar higienis. Tapi kan pasti ogah-ogahan karna rempong, berat, gak sempat bikin bekal, dsb. Untuk makanan di warteg, atau warung tampat makan gitu, higienisnya kita kan gak tau, selain itu ada yang dekat dengan jalan raya, jadi terkena debunya, lalat-lalat juga hinggap itu di lauk-pauknya.
Makanya sekarang gue jadi pengen membahas lalat, karna gue merasa galau masuk ke warteg, jelas-jelas itu di hinggapin lalat, tapi gue pilih juga lauknya.


Lalat itu banyak jenisnya tetapi paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau  (lucilia seritica), lalat biru  (Calliphora vomituria) dan lalat  latirine (Fannia canicularis). Dari beberapa jenis yang disebutkan lalat rumah sudah dikenal sejak lama sebagai pembawa penyakit. Lalat rumah ini tersebar merata di berbagai penjuru dunia.


Lalat meperupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban. Jumlah lalat akan meningkat pada temperatur 20 º C  – 25 º C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C serta kelembaban yang optimum 90 %.




Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam. Pada siang hari ternayat lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit, rumput-rumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari yang terik.
Didalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listik. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 meter.




Ternyata sehubung dengan bentuk mulutnya, lalat hanya bisa memakan makanan yang basah lho. Mereka memakan makanan kering dengan cara mengeluarkan air liurnya yang mengandung penyakit kemudian baru makanannya dihisap. lalat juga suka hinggap pada kulit/tubuh yang basah seperti mulut, lubang hidung, mata juga pada luka..hiiiih  kemudian lalatnya hinggap pada keju, gula, makanan kita..ukkh....


Beberapa penyakit yang ditularkan melalui makanan oleh lalat ini seperti disentri, kholera, typhoid, diare, gatal-gatal pada kulit. Penularan ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-kaki lalat yang kotor tadi merupakan tempat menempelnya micro organisme penyakit perut kemudian hinggap pada makanan. Lalat Rumah, lalat hijau, lalat biru dapat membawa kuman dari sampah atau kotorannya kepada makanan dan menimbulkan penyakit bawaan makanan. Lalat membawa bacteri pada tubuh dan kaki-kakinya. Sewaktu lalat menikmati makanan ia akan mencemari makanan melalui cairan yang dikeluarkan oleh makanan yang dicerna dan masuk kembali kedalam permukaan makanan. Bila lalat terlampau banyak maka lalat dapat membuang kotoran diatas makanan, sehingga makanan menjadi tercemar oleh telor atau larva lalat.


Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat dicegah dengan melakukan :
- Kebersihan lingkungan
- Membuat saluran air limbah (SPAL)
- Menutup tempat sampah
- Untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat dipasang
dengan alat pembuang bau (Exhaust)


Okeh... mudah-mudahan dengan tahunya kita tentang si lalat, bikin kita menghindari makanan yang sudah dihinggapinya. Kalau sempat memang seharusnya bawa bekal, kalau pun gak sempat lebih memilih-milih lagi makanan di luarnya. :)
Semoga kita selalu sehat yaah :D

0 komentar on "Ini Mengenai Lalat"

Jumat, 13 April 2012

Ini Mengenai Lalat


Selama gue jadi mahasiswi, gue sadari yang sebelumnya gue hindari jadi tak terhindari *halah*, jadi contohnya saja soal makanan. Kalau dulu itu, gue paling anti yang namanya makanan di pinggir jalan. Selain kurang bersih, terkena debu dan asap kendaraan, lalat juga banyak yang bertebrangan.

Pernah tuh *curhat bentar yak*, teman bimbel gue ngajak makan soto di pinggir jalan. Tapi gue menolak, soalnya itu makanan benar-benar sebelahan sama jalan raya yang asap-asap kendaraannya naudzubillah. Tapi gue ikut aja kesitu, cuman kagak ikut makan. Dan ketika teman-teman gue itu lagi makan, gue melihat sesosok makhluk melesat cepat menuju got. Apakah itu? that is a BIG MOUSE! Iyyuuh.. See.. gak enek apa itu jadinya...
Namun kini para readers... apa daya, sekarang gue hampir setiap hari untuk makan siang dengan makanan di pinggir jalan.. *diketawain teman bimbel*

Sebenarnya untuk makanan memang lebih baik membawa bekal kalau mau benar-benar higienis. Tapi kan pasti ogah-ogahan karna rempong, berat, gak sempat bikin bekal, dsb. Untuk makanan di warteg, atau warung tampat makan gitu, higienisnya kita kan gak tau, selain itu ada yang dekat dengan jalan raya, jadi terkena debunya, lalat-lalat juga hinggap itu di lauk-pauknya.
Makanya sekarang gue jadi pengen membahas lalat, karna gue merasa galau masuk ke warteg, jelas-jelas itu di hinggapin lalat, tapi gue pilih juga lauknya.


Lalat itu banyak jenisnya tetapi paling banyak merugikan manusia adalah jenis lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau  (lucilia seritica), lalat biru  (Calliphora vomituria) dan lalat  latirine (Fannia canicularis). Dari beberapa jenis yang disebutkan lalat rumah sudah dikenal sejak lama sebagai pembawa penyakit. Lalat rumah ini tersebar merata di berbagai penjuru dunia.


Lalat meperupakan serangga yang bersifat fototropik yaitu menyukai cahaya. Pada malam hari tidak aktif, namun dapat aktif dengan adanya sinar buatan. Efek sinar pada lalat tergantung sepenuhnya pada temperatur dan kelembaban. Jumlah lalat akan meningkat pada temperatur 20 º C  – 25 º C dan akan berkurang jumlahnya pada temperatur < 10 º C atau > 49 º C serta kelembaban yang optimum 90 %.




Pada waktu hinggap lalat mengeluarkan ludah dan tinja yang membentuk titik hitam. Pada siang hari ternayat lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit, rumput-rumput dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari yang terik.
Didalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat listik. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian tidak lebih dari 5 meter.




Ternyata sehubung dengan bentuk mulutnya, lalat hanya bisa memakan makanan yang basah lho. Mereka memakan makanan kering dengan cara mengeluarkan air liurnya yang mengandung penyakit kemudian baru makanannya dihisap. lalat juga suka hinggap pada kulit/tubuh yang basah seperti mulut, lubang hidung, mata juga pada luka..hiiiih  kemudian lalatnya hinggap pada keju, gula, makanan kita..ukkh....


Beberapa penyakit yang ditularkan melalui makanan oleh lalat ini seperti disentri, kholera, typhoid, diare, gatal-gatal pada kulit. Penularan ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-kaki lalat yang kotor tadi merupakan tempat menempelnya micro organisme penyakit perut kemudian hinggap pada makanan. Lalat Rumah, lalat hijau, lalat biru dapat membawa kuman dari sampah atau kotorannya kepada makanan dan menimbulkan penyakit bawaan makanan. Lalat membawa bacteri pada tubuh dan kaki-kakinya. Sewaktu lalat menikmati makanan ia akan mencemari makanan melalui cairan yang dikeluarkan oleh makanan yang dicerna dan masuk kembali kedalam permukaan makanan. Bila lalat terlampau banyak maka lalat dapat membuang kotoran diatas makanan, sehingga makanan menjadi tercemar oleh telor atau larva lalat.


Untuk mengurangi sumber yang menarik lalat dapat dicegah dengan melakukan :
- Kebersihan lingkungan
- Membuat saluran air limbah (SPAL)
- Menutup tempat sampah
- Untuk industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat dipasang
dengan alat pembuang bau (Exhaust)


Okeh... mudah-mudahan dengan tahunya kita tentang si lalat, bikin kita menghindari makanan yang sudah dihinggapinya. Kalau sempat memang seharusnya bawa bekal, kalau pun gak sempat lebih memilih-milih lagi makanan di luarnya. :)
Semoga kita selalu sehat yaah :D

0 komentar:

 

CHEER UP!! がんばって~ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal