Senin, 16 Mei 2011

CERITA SEHELAI KAIN BATIK

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 14.38
Berbeda deh dengan 5 atau 10 tahun yang lalu, kain batik tampak hanya untuk orang tua saja dan sekedar di pakai pada saat acara resmi. Kini para muda-mudi pun tak segan berbatik ria ~ Apalagi setelah kain batik dimodifikasi kian modis sesuai tuntutan zaman. Lalu ada pengakuan dunia melalui UNSECO, batik dikukuhkan sebagai World Heritage, warisan budaya dunia dari Indonesia! Bangga deh pakai kain khas Indonesia ini.
Bagaimana sih perjalanan sehelai batik hingga mendunia?
Simak Yuuk...
  • PROSESNYA ASLI INDONESIA
 Batik memang telah melalui perjalanan yang panjang. Telah ratusan tahun dibuat pengrajin Indonesia, sampai dipandang masyarakatnya sendiri sebagai kain orang-orang tua, bahkan pernah diklaim negeri jiran, Malaysia sebagai kain khas mereka. Tapi pada akhirnya batik menemukan tempatnya yang terhormat: sebagai warisan dunia khas Indonesia.
Pernah juga kain batik dianggap berasal dari India Selatan. Tapi ditolak Ny Justin Ginandjar Kartasasmita, Ketua Yayasan Batik Indonesia, beberapa penelitian membuktikan kesenian batik adalah asli Indonesia. Sebab batik India tidak melalui proses pembuatan seperti dikenal di Indonesia, yang menggunakan malam atau lilin(wax), bahan pewarna alami, serta proses pencelupan.
Pemberian warna pada batik dahulu kala dilakukan menggunakan bahan pewarna alami yang tumbuh dan berasal dari wilayah nusantara. Seperti buah mengkudu di manfaatkan untuk memberi warna nila atau biru, soga yang banyak di Sulawesi untuk warna cokelat, dsb. Begitu juga penggunaan malam atau lilin, berasal dari lilin lebah, banyak terdapat di Palembang, Sumbawa dan Timor yang dikenal sebagai daerah pemeliharaan lebah madu. Pencampur lilinnya damar matakucing, terdapat di Kalimantan dan Sulawesi.
Proses pencelupan juga menjadi ciri khas yang tidak dimiliki pengrajin negara lain. Setelah digambar, bagian yang tidak atau akan diwarnai ditutup malam. Setelah kering, kain tersebut di celup ke dalam air ramuan, lalu dilorot untuk membersihkan malam yang menempel. Pemakaian canting untuk mewarnai juga memberi corak sendiri pada batik Indonesia dan menjadi pembeda yang besar dengan kain berwarna dari Indonesia. 
  • KAYA MOTIF SIMBOL KEHIDUPAN
Dilihat dari motif dan pemakaiannya batik untuk kalangan ningrat atau keraton saja. Misalnya kain corak parangrusak dipakai raja. Kain batik dodot digunakan keluarga bangsawan bila ada upacara di keraton atau menghadap sultan atau sinuwun. Tapi karya seni ini memang berasal dari rakyat, di pakai sehari-hari dan motif-motif tertentu karena mengandung simbol-simbol.
Batik memiliki corak yang sangat kaya. motifnya sesuai dengan falsafah, kepercayaan dan kekayaan budaya setempat. Diantaranya corak sidoluhur,sidomukti,sidomulyo dan sidoasih yang dipakai mempelai karena melambangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup selanjutnya. Cakram, kain batik yang dipakai orang tua mempelai. Untuk malam midodareni (malam sebelum pengantin bersanding), ada corak semen rante, semen romut dan satrio manah. Begitu juga untuk upacara kelahiran bayi, upacara kematian dan sebagainya, ada motif-motif tersendiri.

  • BATIK KERAJAAN & PESISIRAN
Meski setiap wilayah Nusantara memiliki batik khas sendiri-sendiri, namun entah mengapa kalah populer dibanding batik asal Jawa. Meski demikian, polanya tetap sesuai dengan daerah asalnya. Kalau dilihat dari daerah pembatikannya serta sifat ragam hias dan warnanya, pola batik ini terbagi dua. Yakni batik vorstenlanden atau daerah kerajaan dan batik pesisiran, yang dikerjakan di luar Solo dan Yogya.
Batik kerajaan yang berkembang di sekitar Yogya-Solo memiliki ciri-ciri ragam hias yang bersifat simbolis dengan latar budaya Hindu Jawa. Warnanya umumnya sogan, indigo(biru), hitam dan putih. Misalnya motif sawat atau lar yang melambangkan gunung dan tanah, naga melambangkan air dan dunia bawah, burung yang melambangkan dunia atas dan lidah api yang berarti kesaktian.
Sedangkan batik pesisir memiliki ragam hias bersifat naturalis dan memperlihatkan kuatnya pengaruh berbagai budaya asing. Batik dari daerah Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Lasem, Madura, dan Jambi disebut pesisiran. Daerah Garut, Banyumas, Ponogoro, yang tidak terletak di pesisir, produk batiknya juga disebut pesisiran lantaran sifat dan warnanya yang cenderung sama.
Ciri khasnya adalah biru putih, merah putih, merah putih hijau.


Pertahankan Budaya Leluhur kita Guys, jangan sampai direbut bangsa lain!

Kartini Magazine

0 komentar on "CERITA SEHELAI KAIN BATIK"

Senin, 16 Mei 2011

CERITA SEHELAI KAIN BATIK

Berbeda deh dengan 5 atau 10 tahun yang lalu, kain batik tampak hanya untuk orang tua saja dan sekedar di pakai pada saat acara resmi. Kini para muda-mudi pun tak segan berbatik ria ~ Apalagi setelah kain batik dimodifikasi kian modis sesuai tuntutan zaman. Lalu ada pengakuan dunia melalui UNSECO, batik dikukuhkan sebagai World Heritage, warisan budaya dunia dari Indonesia! Bangga deh pakai kain khas Indonesia ini.
Bagaimana sih perjalanan sehelai batik hingga mendunia?
Simak Yuuk...
  • PROSESNYA ASLI INDONESIA
 Batik memang telah melalui perjalanan yang panjang. Telah ratusan tahun dibuat pengrajin Indonesia, sampai dipandang masyarakatnya sendiri sebagai kain orang-orang tua, bahkan pernah diklaim negeri jiran, Malaysia sebagai kain khas mereka. Tapi pada akhirnya batik menemukan tempatnya yang terhormat: sebagai warisan dunia khas Indonesia.
Pernah juga kain batik dianggap berasal dari India Selatan. Tapi ditolak Ny Justin Ginandjar Kartasasmita, Ketua Yayasan Batik Indonesia, beberapa penelitian membuktikan kesenian batik adalah asli Indonesia. Sebab batik India tidak melalui proses pembuatan seperti dikenal di Indonesia, yang menggunakan malam atau lilin(wax), bahan pewarna alami, serta proses pencelupan.
Pemberian warna pada batik dahulu kala dilakukan menggunakan bahan pewarna alami yang tumbuh dan berasal dari wilayah nusantara. Seperti buah mengkudu di manfaatkan untuk memberi warna nila atau biru, soga yang banyak di Sulawesi untuk warna cokelat, dsb. Begitu juga penggunaan malam atau lilin, berasal dari lilin lebah, banyak terdapat di Palembang, Sumbawa dan Timor yang dikenal sebagai daerah pemeliharaan lebah madu. Pencampur lilinnya damar matakucing, terdapat di Kalimantan dan Sulawesi.
Proses pencelupan juga menjadi ciri khas yang tidak dimiliki pengrajin negara lain. Setelah digambar, bagian yang tidak atau akan diwarnai ditutup malam. Setelah kering, kain tersebut di celup ke dalam air ramuan, lalu dilorot untuk membersihkan malam yang menempel. Pemakaian canting untuk mewarnai juga memberi corak sendiri pada batik Indonesia dan menjadi pembeda yang besar dengan kain berwarna dari Indonesia. 
  • KAYA MOTIF SIMBOL KEHIDUPAN
Dilihat dari motif dan pemakaiannya batik untuk kalangan ningrat atau keraton saja. Misalnya kain corak parangrusak dipakai raja. Kain batik dodot digunakan keluarga bangsawan bila ada upacara di keraton atau menghadap sultan atau sinuwun. Tapi karya seni ini memang berasal dari rakyat, di pakai sehari-hari dan motif-motif tertentu karena mengandung simbol-simbol.
Batik memiliki corak yang sangat kaya. motifnya sesuai dengan falsafah, kepercayaan dan kekayaan budaya setempat. Diantaranya corak sidoluhur,sidomukti,sidomulyo dan sidoasih yang dipakai mempelai karena melambangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidup selanjutnya. Cakram, kain batik yang dipakai orang tua mempelai. Untuk malam midodareni (malam sebelum pengantin bersanding), ada corak semen rante, semen romut dan satrio manah. Begitu juga untuk upacara kelahiran bayi, upacara kematian dan sebagainya, ada motif-motif tersendiri.

  • BATIK KERAJAAN & PESISIRAN
Meski setiap wilayah Nusantara memiliki batik khas sendiri-sendiri, namun entah mengapa kalah populer dibanding batik asal Jawa. Meski demikian, polanya tetap sesuai dengan daerah asalnya. Kalau dilihat dari daerah pembatikannya serta sifat ragam hias dan warnanya, pola batik ini terbagi dua. Yakni batik vorstenlanden atau daerah kerajaan dan batik pesisiran, yang dikerjakan di luar Solo dan Yogya.
Batik kerajaan yang berkembang di sekitar Yogya-Solo memiliki ciri-ciri ragam hias yang bersifat simbolis dengan latar budaya Hindu Jawa. Warnanya umumnya sogan, indigo(biru), hitam dan putih. Misalnya motif sawat atau lar yang melambangkan gunung dan tanah, naga melambangkan air dan dunia bawah, burung yang melambangkan dunia atas dan lidah api yang berarti kesaktian.
Sedangkan batik pesisir memiliki ragam hias bersifat naturalis dan memperlihatkan kuatnya pengaruh berbagai budaya asing. Batik dari daerah Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Lasem, Madura, dan Jambi disebut pesisiran. Daerah Garut, Banyumas, Ponogoro, yang tidak terletak di pesisir, produk batiknya juga disebut pesisiran lantaran sifat dan warnanya yang cenderung sama.
Ciri khasnya adalah biru putih, merah putih, merah putih hijau.


Pertahankan Budaya Leluhur kita Guys, jangan sampai direbut bangsa lain!

Kartini Magazine

0 komentar:

 

CHEER UP!! がんばって~ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal