Selasa, 27 Desember 2011

LEBIH TAHU TENTANG KUNG-FU

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 22.08 0 komentar
Jumlah beladiri Cina sangatlah banyak, angkanya mencapai ratusan!
Nah, kali ini gue membahas tentang Kung Fu. Sebenarnya, Kung Fu itu adalah prestasi atau keahlian yang dimiliki seseorang melalui kerja keras dan dalam waktu yang lama.
Pernah atau sering main Fighting Game kan? Atau nonton Action Movie yang biasanya ada Jackie Chan nya? Penasaran gak dengan jenis beladiri atau gaya Kung Fu mereka? Hahaha… Oke, kali ini gue kenalin beberapa…

·         BAGUAZHANG


Pemakai jurus ini berjalan mengitari pusat gerakan dengan beragam kuda-kuda rendah, sambil sesekali mengubah arah saat menggunakan jurus. Ling Xiaoyu (Tekken) menggunakan beladiri ini.

·         TAIJIQUAN


Tai chi dipakai untuk beberapa alasan, untuk pertandingan, memberi  manfaat kesehatan, dan juga sebagai teknik beladiri lembut.  Gerakan tai chi biasanya lambat, walaupun ada juga aliran yang memiliki gerak cepat. Salah satu tokoh fighting game yang bertarung dengan tai chi contohnya Lei Fang (Dead or Alive).

·         BAJIQUAN


Bajiquan atau dalam bahasa Jepang Hakkyokuken memiliki arti “delapan kepalan ekstrim”. Gerakannya meledak-ledak, unggul dalam pertarungan jarak dekat, dan terkenal akan serangan sikunya. Tokoh-tokoh seperti Akira Yuki (Virtua Fighter), Kokoro (Dead or Alive), Julia Chang dan Leo (Tekken) menggunakan jurus ini.

·         ZUI QUAN



Seni beladiri yang ini meniru gerakan pemabuk, dari gerakan yang sempoyongan sampai jurus yang mengalir, tidak heran karena arti Zui Quan adalah “Kepalan Mabuk”. ZUi Quan termasuk gaya wushu yang sulit dipelajari. Shun Di (Virtua Fighter), Brad Wong (Dead or Alive), dan Lei Wulong (Tekken) menggunakan jurus ini.

·         SHEQUAN


Seperti namanya yang berarti “Kepalan Ular”, aliran ini meniru gerakan ular yang mengalir dan konon mampu mengatasi pertahanan lawan dan menyerang mereka dari arah yang tak terduga. Christie (Dead or Alive) dan Lei Wulong (Tekken) adalah praktisi beladiri ini.

·         WUXING QUAN


Dalam seni beladiri Cina, citra Lima Binatang yakni Harimau, Bangau, Macan Tutul, Ular, dan Naga, sering muncul dalam gaya beladiri daerah selatan. Wuxing bukan hanya bisa berarti “Lima Binatang” tetapi juga “Lima Unsur”.

·         XINGYIQUAN

 
Petarung yang menggunakan “Kepalan Bentuk/Kehendak” menyusun jurus sedemikian rupa untuk menciptakan luapan tenaga untuk mengalahkan lawan, pada waktu yang bersamaan melakukan serangan sekaligus pertahanan. Gen Fu dan Eliot (Dead or Alive) adalah pengguna Xingyiquan.

·         PIGUAQUAN/PIGUAZHANG



Piguaquan/Piguazhang adalah jurus yang menggunakan telapak tangan, dengan kekuatan melalui putaran lengan, dan gerakan pinggul yang lebih lembut dari Bajiquan. Piguaquan dan Bajiquan saling melengkapi. Helena Douglas (Dead or Alive) dan Ling Xiaoyu (Tekken) memakai beladiri ini.



CARA SEHAT MENGOLAH SAJIAN 4 SEHAT 5 SEMPURNA

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 21.35 0 komentar
Menyiapkan Nasi Pulen Yang Tidak Cepat Basi


  • Pilih beras yang masih baru dengan ciri-ciri : berwarna putih bersih, berbau harum, berbulir panjang dan tidak banyak yang patah.
  • Cuci beras beberapa kali hingga bersih.
  • Masukkan 2-3 lembar daun pandan saat akan memasak.
  • Percikkan sedikit air jeruk nipis pada wadah memasaknya.
  •  Gunakan air secukupnya (sesuai takaran) saat memasak.
  •  Khusus untuk beras nonpulen, gunakan jumlah air 2-2.5 kali lebih banyak saat memasak.
  • Campurkan bubuk agar-agar  tak berwarna ke dalam beras nonpulen (takaran 1 lt beras = ½ bungkus agar-agar) sehingga hasilnya lebih pulen.
  •  Cabut kabel listrik magic com / rice cooker saat nasi sudah matang lalu bukalah tutup wadahnya setelah uap air habis tersapu.
Memasak Lauk-Pauk Tanpa Menggoreng Kering


Menggoreng ikan dalam suhu tinggi membuat nilai gizinya dapat berkurang, bahkan hilang. Jika kalian menggoreng dengan minyak pada suhu tinggi akan menyebabkan lemak yang terkandung di dalamnya menjadi jenuh- berbahaya bagi tubuh dan menjadi sumber beberapa penyakit. Sebaiknya, masaklah dengan cara menumisnya dengan api kecil yang tidak direndam minyak.  Jikapun terpaksa menggorengnya, lapisi ikan dengan tepung roti untuk menyerap minyak dan tidak menyentuh langsung alat masaknya.
Gunakan minyak yang sehat, seperti minyak jagung, minyak sayur, atau minyak zaitun.
Sementara jika kalian memanggangnya di atas arang, akan beresiko sama. Asap pada ikan panggang berpengaruh terhadap penyerapan gizi atau nutrisi ikan itu sendiri. Sebaiknya pepes ikan agar kandungan protein terserap tubuh lebih optimal.
Sesekali masaklah daging atau telur dengan cara direbus atau dikukus. Ketika mengolah daging ayam, buanglah kulitnya. Atau, pilihlah daging sapi muda yang tidak banyak mengandung lemak.
Memasak Sayuran Agar Tetap Bergizi


Awali olahan dengan mencuci sayuran terlebih dulu dengan air mengalir,barulah dipotong-potong. Jangan terbalik melakukan tahap ini. Pada saat memasak,gunakan tutup panci agar kematangannya sempurna.untuk keutuhan kandungan gizi,sebaliknya,jangan memasaknya terlalu matang agar vitamin dan mineralnya tidak rusak karena pemanasan. Lebih baik lagi jika Anda memilih sajian lalapan sayur yang mentah untuk mendapatkan kepastian gizi utuhnya.
Menyiapkan Buah Segar Tanpa Diblender


Hidangan pencuci mulut sekaligus kaya vitamin dan mineral seperti buah-bahan segar yang nonalkohol, sebaliknya tidak diolah dengan cara menghancurkannya dengan alat-alat listrik seperti blender,atau pun juicer karena dapat mendestruksi in-ion pentingnya. Sebaliknya,santaplah langsung buah-buah segar tersebut tanpa membuatnya menjadi jus.
Menyiapkan Segelas Susu Lezat Bergizi


Pilih susu bebas atau rendah lemak dengan kandungan gula minim. Sebaiknya,sajikan susu kedelai atau pun susu sapi perah murni yang segar untuk langsung diminum tanpa harus mengendapkannya di dalam lemari es. Pemanasan susu dengan suhu mendidih justru akan mendenaturasi  kandungan protein di dalamnya.

Minggu, 25 Desember 2011

COBA-COBA JADI WARTAWAN YUUK!

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 21.23 0 komentar

Jadi Wartawan?
Peliput berita yang selalu siap berada di tempat-tempat penting, lalu siap mengirim berita terkini secepat mungkin? Wah, kayaknya belum memungkinkan, ya… Selain masih banyak tugas yang kita pada selesaikan, waktu juga nggak memungkinkan, kan…
Nah, sekarang gue ngasih tips membikin liputan sederhana, dengan tujuan berbagi kebahagiaan kepada teman-teman lain… :)



GIMANA CARANYA?

Pertama-tama, siapkan dulu note book dan bolpen. Lalu kalau punya kamera, bawa kameramu, kalau nggak, pinjem juga boleh. Tapi, ingat, lu pada harus hati-hati pakainya, jangan sampai bikin yang punya kecewa dan tentu saja kembalikan dalam kondisi tetap prima.

GIMANA MULAI MELIPUTNYA?

Waktu kalian sampai di lokasi acara, kenalan dulu dengan panitia penyelenggara, kalau bisa temui dulu ketua panitianya. Setelah memperkenalkan diri, mintalah izin melakukan pemotretan untuk pembuatan artikel liputan. Pokonya, jangan sampai kalian mengambil foto secara terlarang deh… BIasanya sih panitia itu ramah-tamah, bahkan siap membantu kita. Kalau mengunjingi satu tempat, mintalah izin pada penjaga atau pemilik tempat yang dikunjungi.
Setelah itu, ikuti kaki melangkah, berhentilah jika melihat sesuatu yang menarik, ambil fotonya, bagusnya ambil foto sebanyak-banyaknya. Sebagai tambahan, mintalah informasi ke panitia, supaya kalian mendapat informasi benar dan pasti, yang begini ini pelu di catat! Biar nggak lupa…
Nah, kalau semua data sudah terkumpul, boleh pulang…
Oh iya… Kalau berkunjung ke suatu tempat, jangan lupa minta brosur ke penjaga, siapa tahu ada, untuk melengkapi data gitu, lho!

GIMANA CARA MEMULAI BIKIN  ARTIKEL

Bukalah kumpulan data yang kalian miliki, lalu coba ingat-ingat lagi perjalananmu. Lihat lagi foto-foto yang telah kalian buat. Boleh langsung ketik di computer, boleh juga tulis tangan dulu.
Pokoknya tulis seenaknya, jangan mikir ini itu dulu… Tulis yang ada di otak aja deh ^___^
Setelah itu baca lagi artikelmu… Nah, saat inilah koreksi kata! Kalimat dan tanda baca yang kurang pas di koreksi. Hehe… Seperti pelajaran mengarang ya? Tapi, ini nggak serius banget kok… Kan tujuannya berbagi kebahagiaan.
Terus, jangan malu-malu untuk mencoba mengirimkannya ke majalah atau mejalah komik kesayanganmu~ ^o^


MENANGIS ITU SEHAT

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 21.06 2 komentar

Pernah menahan nangis karena takut dianggap cengeng atau lemah? Hmmm, mulai sekarang, coba deh untuk membuang jauh-jauh pikiran tadi. Faktanya, ketika kita menangis karena factor emosional, misalnya sedih, stress atau depresi, nggak hanya ampuh untuk mengobati perasaan, lho. Tetapi juga bisa bikin tubuh lebih sehat.

MENJINAKKAN HORMON STRES
Banyak orang, atau mungkin kamu sendiri, mengakui menangis bikin kita lebih lega daripada sebelumya. Yup, perasaan ini ternyata berasal dari hormone stress yang keluar lewat air mata kita. Dr. William Frey dari Ramsey Medical Center, Minneapolis menemukan, saat menangis, kita mengeluarkan air yang mengandung sejumlah hormone stress.
Hormon ini punya egek yang buruk untuk system tubuh kita. Salah satunya, mempengaruhi sel otak dan efeknya membuat mood jadi kacau. Menangis juga memancing produksi hormone endorphine, yang bertugas sebagai pain-killer alami,sekaligus hormone yang menimbulkan perasaan senang. Jadi, menangis sama aja dengan membersihkan hormone stress dan menggantikannya dengan hormone endorphin yang menenangkan.
MENGOBATI LUKA HATI
Penyebab menangis yang paling umum, biasanya dipicu oleh masalah perasaan atau emosi. Dari segi psikologis, menangis itu salah satu bentuk relaksasi. Karena, aktitvitas ini sebenarnya perlu tenaga. Perhatikan deh, setiap kali menangis, rasanya badan jadi capek dan pengen cepat-cepat istirahat. Reaksi tubuh tadi, menunjukkan pengaruh relaksasi dari menangis. Makanya, setelah bangun tidur dari tidur, pikiran jadi lebih tenang, badan lebih segar, dan kita lebih siap mengahadapi masalah.
FAKTA MENANGIS
  • Menurut Oren Hasson, ilmuwan dari universitas Tel Aviv, Israel, saat menangis, sebenarnya kita sedang menurunkan system pertahanan diri kita. MIsal, waktu lagi berdebat keras sama mama dan akhirnya kita menangis. Saat itu, sebenarnya kita lagi meredam emosi dan mengalihkan kenginan marah ke mama. Coba bayangkan, kalau emosi kita dituruti, kita malah balik menyerang mama dengan keras. Naudzubillahmindzalik.. hiii ngeri banget kan?
  •  Dalam hubungan persahabatan, ikut menangis karena empati, juga bisa menguatkan kualitas hubungan dengan sobat lho. Soalnya, menangis menunjukkan bentuk solidaritas kita atas kejadian yang menimpa sobat. Alhasil, akan muncul perasaan saling menghargai dan kedekatan yang lebih dalam dengan sobat.
  • Penelitian dari Nippon Medical School di Jepang menemukan, penderita asam urat yang menangis dan menitikkan air mata, umumnya membaik secara medis lebih cepat kurang lebih setahun dibandigkan penderita yang tidak. Wah!


Makanya~ Kalo mau nangis, Nangis aja Oke ;) ~ Eriza aja nangiss...#adayangtauEriza?

Selasa, 20 Desember 2011

TSUKUSHI ( BUNGA LIAR )

Diposting oleh Fildzah Zhafrina di 16.04 2 komentar
        “Jangan pergi !!”.
        Keinichi yang bajunya kutarik tiba-tiba itu pun duduk kembali. Ia mengernyitkan alisnya.
    “Kenapa, Haruka? Main monopolinya kan udah selesai. Kamu kan yang menang...”, ucapnya heran.
           Ya, kami memang baru saja selesai bermain di ruang TV  apartement ku.  Kami memang sering menghabiskan waktu bersama, terutama dengan bermain game. Dan selalu aku yang menang. Tapi…. kemenanganku kini tak membuat ku bahagia. Entah kenapa….
        Keinichi tersenyum penuh tanya. Ia duduk menungguku mengucapkan sepatah kata. Tapi aku hanya diam saja, tertunduk menatap karpet merah yang kami duduki. Yang pasti perasaan ku sangat sakit dan tidak enak.
   “Aku….”, aku menahan nafasku. “Jangan pergi dulu Keinichi!!”, lanjutku terbata-bata.
      Keinichi kaget karena aku tiba-tiba berkata dengan suara keras. Ia kebingungan dan tampak terburu waktu.
     “Aku tidak bisa…. Aku sudah ada janji. Aku dan Yume akan ketemuan di Café Meido siang ini”. Keinichi tampak sibuk melihat jam tangan. Ia takut terlambat.
       Aku tidak ingin membuat Keinichi kebingungan seperti ini, tapi batinku entah kenapa gelisah melihat sosok Keinichi yang hendak pergi tadi. Seakan firasatku berkata…. akan terjadi sesuatu padanya.
     “Aku…”, aku menahan kalimat ku lagi. Keinichi menunggu, kemudian aku lanjutkan, “Aku ingin kau tetap di sini… hanya bersamaku…”.
          Keinichi terdiam. Ia mengerti, kata-kata yang ku tujukan bukan bermakna “Ayo main lagi” atau “Aku takut sendiri”, tapi sesuatu perasaan dari hatiku yang terdalam. Yaitu “Aku ingin kau di sini, bersamaku, tidak bersama dirinya”.

      Aku benar-benar tidak berhak menahannya, tapi kalimat itu tak sanggup lagi kupendam. Aku tahu Ia telah memiliki pacar, Yume namanya. Tetapi… walau Ia hanya tetanggaku, teman sepermainanku, aku mencintainya….

            Ingatan itu terulang kembali, waktu seakan mundur ketika umurku 8 tahun. Kenangan yang tak akan pernah kulupakan, perjumpaan ku dengan Keinichi.

            Berawal dari teriakannya yang tiba-tiba berada di depanku. Ia menatapku dengan mata berbinar-binar……




     

  “ Hwaaa!!! Aku baru tahu tante sebelah kamarku punya anak cewek!”, Ucapnya girang.

        “Huh!, Jelas aja dia kagak tau! Aku kan jarang keluar kamar!”, batinku. Aku pun cemberut dan tertunduk.

     “ Hey, angkat wajahmu dong…”, ucapnya lembut sambil mengangkat wajahku dengan kedua tangannya. Aku pun bertatapan dengannya. Dia tersenyum. Dan mukaku seketika merah bersemu.

         Aku memerhatikannya, kalau dilihat-lihat, dia sepertinya seumuran dengan ku. Dia kelihatan bodoh! Tapi… baik hati. Ah, dan dia benar-benar nakal! Masa masih kecil sudah meng-ecat rambutnya dengan warna coklat?!

         Ia kemudian mengulurkan tangannya.

        “Namaku Sawaguchi Kenichi, tapi panggil saja Kenichi!”. Dan dilanjuti dengan senyum ikhlasnya.

     Aku terpana melihatnya,, pada pandangan pertama aku menganggapnya matahari.

         “Aku… Kimiwari…. Kimiwari Haruka”, balasku menjabat tangannya.

      “Hmmm….”, gumam Kenichi sambil memegang dagunya--- pose berfikir. “Aku panggil Haruka saja ya?”. Dia tersenyum lebih ceria dari yang tadi.

   Aku benar-benar beruntung. Pertama kalinya aku hendak keluar kamar apartemen ini, aku bertemu dengan Matahari. Matahari yang akan mencerahkan hari-hari ku. Dan aku tidak akan sedih lagi karena perceraian orangtua ku.

       Aku pindah ke apartemen ini karena orang tuaku bercerai, aku mengikuti Ibu ku. Tapi selama ini aku menghabiskan waktu sendirian. Semua tak seperti dulu lagi. Ibu benar-benar sibuk, Ia pulang tengah malam dan pergi pagi sekali. Setiap harinya begitu…..

        “ Kau hendak bermain kan?”, tanyanya. “Di taman bawah, ada teman-teman ku. Nanti kuperkenalkan!”, ucapnya sambil menarik tanganku berlari menuju lift. Sesampainya di lift Ia masih menggenggam tanganku dan meneruskan kalimatnya,   “ Kau kan baru pindah ke apartemen ini, kau pasti susah untuk bersosialisasi. Hmm, jadi… biar aku yang temani!”.

       Aku langsung melotot. Sembarangan! Dia kira aku ‘gak punya bakat sosialisasi apa?!

            Pffh… hihi....

         “ Hey, kenapa tertawa?”, Keinichi hanya bingung melihatku. Aku pun jadi makin ingin tertawa.

         “Hey??!”.

          Dan pintu lift pun tertutup.




“Haruka…”.

            Tiba-tiba saja lamunanku buyar. Suara hangat Keinichi mengembalikan ku ke saat ini…

            “Haruka, bukankah aku pernah berkata bahwa aku, sebagai laki-laki, tidak akan melanggar perkataan ku”.

            Ya… Itu benar, Keinichi…. Semenjak percaraian orangtuaku, aku membenci ayahku. Ia berselingkuh dengan perempuan lain. Dan karena itu pula aku membenci semua sosok pria.

       Tapi, Keinichi yang mendengar keluh kesahku itu langsung berkata kepadaku….. “Aku laki-laki! Dan akan kubuktikan kalau aku tidak akan menarik janjiku!”. Kata yang sama seperti sekarang.

            “Iya…. Kamu pasti tidak akan seperti ayahku…”, ucapku miris.

Tak lama kemudian aku pun menangis. Aku menutup mukaku dengan kedua tanganku. Aku menangis tanpa suara.

            Keinichi mendekatiku, Ia menarik tanganku lembut. Ia menggenggam kedua tanganku.

            “Hey… Ayo perlihatkan wajahmu…”.

            Aku pun menunduk dalam, kembali menyembunyikan air mataku. Agar wajah yang menyedihkan ini tak bisa terlihat olehnya….

            Keinichi memandangiku, kemudian ia mengangkat wajahku dengan lembut dan dengan sabar. Kini wajah yang sudah terbasahi air mata berhadapan dengan kehangatannya.

            “Jangan menangis lagi, aku tak mau kau menangis, Haruka. Aku sudah berjanji di dalam hatiku sejak bertemu denganmu dulu… Aku akan membuatmu tertawa dan tak akan menangis!”, ucapnya dengan pandangan yang lurus menatapku.

            “Itulah janjiku dulu… Makanya… Jangan menangis ya…”, lanjutnya sambil tersenyum dan menghapus air mataku perlahan dengan jarinya.

            “Aku mencintai Yumeko, pacarku. Aku tidak akan dan tak sanggup mengkhianatinya”. Aku memandanginya, Ia mengucapkan itu dengan penuh kesungguhan. Mata yang lurus.

            Aku sudah tahu itu Keinichi…. Dari dulu aku sudah tau kau mencintainya.




            Ingatan ku kembali saat setelah ke luar dari lift. Sesampainya di lantai dasar, aku ditarik Keinichi pergi menuju taman. Di sana aku bertemu dengan banyak anak-anak seumuranku. Semuanya teman Keinichi.

            “Hei, Keinichi! Kau ini lama sekali! Kami semua sudah menunggumu dari tadi tau!”, marah salah satu teman Keinichi yang bertumbuh gembul. Kemudian ia menatapku dan menunjukku. “Kau malah berpacaran dengan cewek itu ya?!”.

            “Cie~ Keinichi~”, teman-teman yang lain menggodanya. Terdengar pula suit-suitan dari beberapa anak cowok.

            Aku pun memerah. Keinichi malah balik marah.

          “Hei hei!! Ada-ada saja! Ini teman baru kita!”, kata Keinichi dengan muka penuh bangga, seperti baru saja menemukan harta karun. Dan yang lainnya pun mulai terkagum-kagum.

            “Heee… kau di kamar nomor berapa??”, tanya salah satu anak.

            “Baru pindah ya”, tanya yang lain.

            “Hey namamu siapa??”.

            “Kenalan dong~”.

            “Aku ingin menjadi temanmu!”.

            Beribu pertannyaan tiba-tiba menerjangku. Dan aku sangat kesal.

            “Berisik sekali!!!”, batinku geram. Tapi Keinichi menepuk pundakku.

            “Di jawab dong Haruka..”, kata Keinichi. Aku menatapnya. Ia pun tersenyum lebar.

            Baiklah…

            “Aku Haruka Kimiwari! Di kamar nomor 102 lantai 2! Salam kenal!”. Kalau bukan karena senyumnya aku pasti tidak akan otomatis menjawab seperti itu.

            “Ooh!!! Berarti tetangganya Keinichi ya? Keinichi kamar nomor 103”, ucap seorang anak perempuan.

            Aku terdiam.          

            Jadi begitu ya… Aku tetangganya Keinichi.

            Tanpa sadar aku tersenyum sendiri.

            “Keinichi! Hari ini kita main penjelajahan saja yuk!”, saran anak yang dari tadi tak sabar ingin bermain.       

            “Boleh boleh!!”, sahut Keinichi.

            Dia ini seperti pemimpin mereka saja! Atau… memang Iya??

            “Haruka! Kita akan berpetualang ke luar daerah apartemen ini!”, jelas Keinichi dengan suara riangnya.

            “Eeh… tapi aku… aku agak khawatir… soalnya kan ini pertama kalinya aku di daerah sini…”, jelasku sambil memainkan jari tanganku takut-takut.

            “Tak usah takut… Aku kan bersamamu Haruka!”. Kalimat hangat yang keluar dari mulut Keinichi seakan penuh dengan sihir. Hanya dengan kalimat itu keberanianku muncul. Dan aku dengan mantapnya menjelajah bersama yang lainnya.

            Di tengah perjalanan, Keinichi menemukan tsukushi yang indah. Tidak habis beruntung pikirku. Ia malah mempersembahkan bunga itu untukku.

            Saat itu aku benar-benar berfikir kalau aku… aku telah jatuh cinta. Dan…. dan keinichi pun memiliki perasaan yang sama dengan ku.

           

            Hingga akhirnya, waktu pun berlalu. Aku telah menginjak bangku SMP. Aku telah terbiasa atau… amat sangat terbiasa dengan lingkungan baruku ini. Kesedihan yang kualami tidak pernah kupikirkan lagi. Semua berkat Keinichi. 
Aku melewati masa-masaku hingga  masa remaja bersama Keinichi. Seiring itu aku memerhatikan perkembangannya. Kini Keinichi bertambah tinggi, bertambah besar, bertambah tampan dan bertambah gagah.

            Tapi sayang, aku tidak satu sekolah dengannya. Ibuku mendaftarkan ku di sekolah khusus putri. Biar ‘gak macam-macam katanya. Yah… apa boleh buat. Aku tidak bisa membantahnya. Aku menyadari, semenjak di tinggal ayah, hati ibu mulai rapuh. Aku tidak mau menyakitinya.

            “Haruka Haruka!!!”. Aku yang sedang mencuci piring pun sontak berlari menghampiri sang pemilik suara. Siapa lagi orang yang mampu membuatku berdebar-debar dan langsung menghampirinya walau tanganku masih bersabun dan memegang sebuah piring. Ya, Keinichi.

            “Apa sih Ken?”, tanyaku basa-basi setelah membuka pintu kamar. Keinichi sekarang berada tepat di pintu kamarku. Dia seperti habis berlari.

            “Di kejar anjing ya?”, tanyaku heran.

            Keinichi belum membalas, ia masih mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

            Ngapain sih dia?? Ampe wajahnya merah gitu?? Jangan-jangan ditagih hutang nih anak!

            Setelah nafasnya sudah seirama, Ia mengangkat kedua tangannya tinggi. “Yeaiii!!!”, soraknya girang. Aku pun jadi ikut girang.

            “Coba tebak!!!”

            “Kamu nemu 1000 Yen di tengah jalan?”

            “Kha Kha Kha… Itu masih belum miracle!”

            Aku pun berpikir lagi, Hal apa ya yang bisa bikin nih Keinichi masih dengan seragamnya, yang kayaknya begitu jam pulang gak langsung pulang, lari-lari dan pengen banget dibagi kebahagiaannya itu ke orang lain.

            “Nyerah”, akhirnya hanya itu yang terpikirkan.

            Keinichi pun tersenyum nyengir. Dia memamerkan giginya yang rapi.

            “Aku baru aja nembak cewe yang kusuka”.

            Bagai mendengar sesuatu yang salah. Aku mematung dan terdiam.

            “A…apa…?”, tanyaku meyakinkan.

            “Iya! Aku tuh udah suka dia dari awal masuk SMP! Baru kelas 2 ini aku berani nembak dia… dan ternyata aku diterima, Ka! Bayangin  tuh! Gak nyangka! Pulangnya tadi aku langsung lari-lari gak jelas muterin apartemen..hhaha”.

            Keinichi terus bercerita dengan semangat, Ia benar-benar kegirangan. Di sela-sela ceritanya ia juga menyisipkan gerakan-gerakan. Benar-benar bahagia, mukanya sampai memerah.

            Tapi aku… bagaikan tuli, aku tidak mampu mendengar apa yang diucapkannya. Pandanganku kosong. Hatiku pecah, bagai piring bersabun yang merosot jatuh dari tanganku. PRANG!

            Keinichi kaget, Ia berhenti bercerita.
“ Hei, Haruka! Piringnya, woi!”. Ia memainkan tangannya di hadapanku.

            “ Haruuukaaa!!”.

            Aku pun tersadar. Menoleh ke arahnya sebentar, membersihkan pecahan kaca dan langsung menutup pintu. Meninggalkan Keinichi yang bengong dengan tingkahku.

            Baru kali itu aku tahu, kalau aku tidak terlihat sebagai perempuan di matanya. Melainkan hanya sebagai tetangga yang membutuhkan bantuan…..

           





            Aku berhenti menangis. Aku memegang tangan Keinichi yang sedari tadi mengusap wajahku agar aku tenang. Aku menurunkan tangan hangatnya, kemudian aku menggeleng.

             “ Aku sudah tidak apa-apa… maafkan aku..”.

Keinichi melihatku dengan seksama. Dan aku tersenyum.

            “Benar, aku sudah tidak apa-apa”.

Ia pun menghembuskan nafas lega. Ia mengusap kepalaku. Dan berkata…

            “Jangan sedih lagi ya…”.

            Hatiku teriris. Aku sesak. Kumohon, jangan lebih baik daripada ini… aku akan susah melupakanmu…

            Aku pun segera bangkit dan menariknya untuk bangkit juga. Aku mendorongnya mendekati pintu. “Ayo! Kamu nanti telat, lho!”, ucapku dengan senyum seikhlasnya. “Uups! Ini memang sudah telat ya?”.

            Keinichi melirikku cemas, aku pun membalas dengan senyum.

            “Hehe… maaf ya..”.

            Aku pun mendorongnya lagi, hingga Ia sudah keluar dari kamarku. Kemudian aku menepuk pundaknya.

            “Ucapkan maaf ku pada Yume ya?”.

Keinichi tersenyum padaku, tapi senyumnya masih menunjukkan bahwa Ia khawatir padaku.

            “ Oke! Bye”, Keinichi melambaikan tangannya dan kemudian berlari. Aku hanya bisa melihat punggungnya yang tegap dan penuh dan kasih sayang makin menghilang di kejauhan.

                  “Bye”, ucapku.






            Pemakaman yang kelam di hari yang gelap. Gagak-gagak berterbangan. Semuanya tampak samar bagiku, orang-orang yang berkumpul dan menangis, pakaian hitam dan serba hitam, bunga-bunga yang dibawakan, asap dupa yang tebal, serta batu nisan yang tertera nama. Keinichi Sawaguchi. 

            Aku masih tak percaya akan semua ini. Semuanya begitu cepat. Aku benar-benar tak sanggup untuk berdiri lagi. Aku…

            Seketika seorang wanita yang sebaya denganku, berambut panjang terurai, datang menahan jatuhku.
“Kau tidak apa-apa, Haruka?”.

            Aku melihatnya dengan mata yang susah untuk dibuka. Gadis ini…

            “Yume…”, ucapku. Tak terbendung lagi tangisku pecah. Aku menangis dipelukannya.

            “Aku yang membunuhnya, Yume! Itu aku! Aku yang membuatnya telat datang saat janjian denganmu!”, ucapku terisak-terisak. Aku tidak peduli semua pandangan orang yang melihat ke arah kami.

            “Seandainya dia datang tepat waktu… pasti… pasti tidak akan begini….”, tangisku makin pecah. Yume masih menahan tubuhku dengan erat agar aku tak terjatuh. Ia tahu kalau aku memang tak sanggup lagi untuk berdiri.

            “Bukan, Haruka”, katanya. Ia mengusap-usap punggungku lembut. “Bukan salahmu, kamu jangan berpikir seperti itu”.

            Aku melepaskan diri dari dekapannya. Aku memelototinya tajam.

            “Kau tahu apa Yume!! Aku yang membuatnya berlari tergesa-gesa menemuimu! Sehingga… sehingga truk itu… truk itu…”. Berbagai bayangan terlintas di pikiranku. Bagaimana Kenichi di tabrak, ekspresinya yang kesakitan. Aku mulai berkeringat dingin, Yume seperti tak terlihat lagi di hadapanku.

            Tetapi kelembutan tiba-tiba menyadarkanku. Yume memelukku. Kali ini lebih erat dan lembut.  

            “Memangnya lantas itu jadi salahmu? Apa Keinichi mengajarimu untuk menyalahi dirimu?”, ujarnya tegas tetapi tidak mengurangi kelembutannya.

            Dalam pelukannya, aku terdiam.

            Aku melihat nisan Keinichi. “Benar”, ucapku pelan. “Keinichi tidak akan membiarkanku sedih… Ia akan tersenyum seperti biasanya, Ia akan bilang semua baik-baik saja… ukh…”. Aku terisak-isak lagi. Semua tentang Keinichi terulang di kepalaku. Tawanya, senyumnya, kebaikannya, dan… perkataannya… bahwa aku… aku tak boleh bersedih.

            “Jangan bersedih lagi ya, Haruka”.

            “Jangan menangis lagi”.

            Aku memeluk Yume. Aku menangis dengan kencang di pundaknya. Yume memang benar-benar gadis yang tegar. Aku bersyukur kaulah wanita yang dipilih Keinichi. Dan aku berpikir bahwa kau dipilih untuk menemaniku.

         Terima kasih Keinichi.  Aku akan berusaha tegar dan kuat walau banyak masalah mendatangiku, seperti tsukushi indah yang kau berikan padaku.



FIN

Huahahaha... malu-maluin emang nih cerpen.. :D Ini cerpen gue buat waktu gue kelas 2 SMA. Terinspirasi lagu akhir Naruto, Long Kiss Good Bye. Makanya jadi berbau Jepang-jepang gitu..hhe.. Maaf  ya kalo yang baca langsung mau muntah.. (y)


Selasa, 27 Desember 2011

LEBIH TAHU TENTANG KUNG-FU

Jumlah beladiri Cina sangatlah banyak, angkanya mencapai ratusan!
Nah, kali ini gue membahas tentang Kung Fu. Sebenarnya, Kung Fu itu adalah prestasi atau keahlian yang dimiliki seseorang melalui kerja keras dan dalam waktu yang lama.
Pernah atau sering main Fighting Game kan? Atau nonton Action Movie yang biasanya ada Jackie Chan nya? Penasaran gak dengan jenis beladiri atau gaya Kung Fu mereka? Hahaha… Oke, kali ini gue kenalin beberapa…

·         BAGUAZHANG


Pemakai jurus ini berjalan mengitari pusat gerakan dengan beragam kuda-kuda rendah, sambil sesekali mengubah arah saat menggunakan jurus. Ling Xiaoyu (Tekken) menggunakan beladiri ini.

·         TAIJIQUAN


Tai chi dipakai untuk beberapa alasan, untuk pertandingan, memberi  manfaat kesehatan, dan juga sebagai teknik beladiri lembut.  Gerakan tai chi biasanya lambat, walaupun ada juga aliran yang memiliki gerak cepat. Salah satu tokoh fighting game yang bertarung dengan tai chi contohnya Lei Fang (Dead or Alive).

·         BAJIQUAN


Bajiquan atau dalam bahasa Jepang Hakkyokuken memiliki arti “delapan kepalan ekstrim”. Gerakannya meledak-ledak, unggul dalam pertarungan jarak dekat, dan terkenal akan serangan sikunya. Tokoh-tokoh seperti Akira Yuki (Virtua Fighter), Kokoro (Dead or Alive), Julia Chang dan Leo (Tekken) menggunakan jurus ini.

·         ZUI QUAN



Seni beladiri yang ini meniru gerakan pemabuk, dari gerakan yang sempoyongan sampai jurus yang mengalir, tidak heran karena arti Zui Quan adalah “Kepalan Mabuk”. ZUi Quan termasuk gaya wushu yang sulit dipelajari. Shun Di (Virtua Fighter), Brad Wong (Dead or Alive), dan Lei Wulong (Tekken) menggunakan jurus ini.

·         SHEQUAN


Seperti namanya yang berarti “Kepalan Ular”, aliran ini meniru gerakan ular yang mengalir dan konon mampu mengatasi pertahanan lawan dan menyerang mereka dari arah yang tak terduga. Christie (Dead or Alive) dan Lei Wulong (Tekken) adalah praktisi beladiri ini.

·         WUXING QUAN


Dalam seni beladiri Cina, citra Lima Binatang yakni Harimau, Bangau, Macan Tutul, Ular, dan Naga, sering muncul dalam gaya beladiri daerah selatan. Wuxing bukan hanya bisa berarti “Lima Binatang” tetapi juga “Lima Unsur”.

·         XINGYIQUAN

 
Petarung yang menggunakan “Kepalan Bentuk/Kehendak” menyusun jurus sedemikian rupa untuk menciptakan luapan tenaga untuk mengalahkan lawan, pada waktu yang bersamaan melakukan serangan sekaligus pertahanan. Gen Fu dan Eliot (Dead or Alive) adalah pengguna Xingyiquan.

·         PIGUAQUAN/PIGUAZHANG



Piguaquan/Piguazhang adalah jurus yang menggunakan telapak tangan, dengan kekuatan melalui putaran lengan, dan gerakan pinggul yang lebih lembut dari Bajiquan. Piguaquan dan Bajiquan saling melengkapi. Helena Douglas (Dead or Alive) dan Ling Xiaoyu (Tekken) memakai beladiri ini.



CARA SEHAT MENGOLAH SAJIAN 4 SEHAT 5 SEMPURNA

Menyiapkan Nasi Pulen Yang Tidak Cepat Basi


  • Pilih beras yang masih baru dengan ciri-ciri : berwarna putih bersih, berbau harum, berbulir panjang dan tidak banyak yang patah.
  • Cuci beras beberapa kali hingga bersih.
  • Masukkan 2-3 lembar daun pandan saat akan memasak.
  • Percikkan sedikit air jeruk nipis pada wadah memasaknya.
  •  Gunakan air secukupnya (sesuai takaran) saat memasak.
  •  Khusus untuk beras nonpulen, gunakan jumlah air 2-2.5 kali lebih banyak saat memasak.
  • Campurkan bubuk agar-agar  tak berwarna ke dalam beras nonpulen (takaran 1 lt beras = ½ bungkus agar-agar) sehingga hasilnya lebih pulen.
  •  Cabut kabel listrik magic com / rice cooker saat nasi sudah matang lalu bukalah tutup wadahnya setelah uap air habis tersapu.
Memasak Lauk-Pauk Tanpa Menggoreng Kering


Menggoreng ikan dalam suhu tinggi membuat nilai gizinya dapat berkurang, bahkan hilang. Jika kalian menggoreng dengan minyak pada suhu tinggi akan menyebabkan lemak yang terkandung di dalamnya menjadi jenuh- berbahaya bagi tubuh dan menjadi sumber beberapa penyakit. Sebaiknya, masaklah dengan cara menumisnya dengan api kecil yang tidak direndam minyak.  Jikapun terpaksa menggorengnya, lapisi ikan dengan tepung roti untuk menyerap minyak dan tidak menyentuh langsung alat masaknya.
Gunakan minyak yang sehat, seperti minyak jagung, minyak sayur, atau minyak zaitun.
Sementara jika kalian memanggangnya di atas arang, akan beresiko sama. Asap pada ikan panggang berpengaruh terhadap penyerapan gizi atau nutrisi ikan itu sendiri. Sebaiknya pepes ikan agar kandungan protein terserap tubuh lebih optimal.
Sesekali masaklah daging atau telur dengan cara direbus atau dikukus. Ketika mengolah daging ayam, buanglah kulitnya. Atau, pilihlah daging sapi muda yang tidak banyak mengandung lemak.
Memasak Sayuran Agar Tetap Bergizi


Awali olahan dengan mencuci sayuran terlebih dulu dengan air mengalir,barulah dipotong-potong. Jangan terbalik melakukan tahap ini. Pada saat memasak,gunakan tutup panci agar kematangannya sempurna.untuk keutuhan kandungan gizi,sebaliknya,jangan memasaknya terlalu matang agar vitamin dan mineralnya tidak rusak karena pemanasan. Lebih baik lagi jika Anda memilih sajian lalapan sayur yang mentah untuk mendapatkan kepastian gizi utuhnya.
Menyiapkan Buah Segar Tanpa Diblender


Hidangan pencuci mulut sekaligus kaya vitamin dan mineral seperti buah-bahan segar yang nonalkohol, sebaliknya tidak diolah dengan cara menghancurkannya dengan alat-alat listrik seperti blender,atau pun juicer karena dapat mendestruksi in-ion pentingnya. Sebaliknya,santaplah langsung buah-buah segar tersebut tanpa membuatnya menjadi jus.
Menyiapkan Segelas Susu Lezat Bergizi


Pilih susu bebas atau rendah lemak dengan kandungan gula minim. Sebaiknya,sajikan susu kedelai atau pun susu sapi perah murni yang segar untuk langsung diminum tanpa harus mengendapkannya di dalam lemari es. Pemanasan susu dengan suhu mendidih justru akan mendenaturasi  kandungan protein di dalamnya.

Minggu, 25 Desember 2011

COBA-COBA JADI WARTAWAN YUUK!


Jadi Wartawan?
Peliput berita yang selalu siap berada di tempat-tempat penting, lalu siap mengirim berita terkini secepat mungkin? Wah, kayaknya belum memungkinkan, ya… Selain masih banyak tugas yang kita pada selesaikan, waktu juga nggak memungkinkan, kan…
Nah, sekarang gue ngasih tips membikin liputan sederhana, dengan tujuan berbagi kebahagiaan kepada teman-teman lain… :)



GIMANA CARANYA?

Pertama-tama, siapkan dulu note book dan bolpen. Lalu kalau punya kamera, bawa kameramu, kalau nggak, pinjem juga boleh. Tapi, ingat, lu pada harus hati-hati pakainya, jangan sampai bikin yang punya kecewa dan tentu saja kembalikan dalam kondisi tetap prima.

GIMANA MULAI MELIPUTNYA?

Waktu kalian sampai di lokasi acara, kenalan dulu dengan panitia penyelenggara, kalau bisa temui dulu ketua panitianya. Setelah memperkenalkan diri, mintalah izin melakukan pemotretan untuk pembuatan artikel liputan. Pokonya, jangan sampai kalian mengambil foto secara terlarang deh… BIasanya sih panitia itu ramah-tamah, bahkan siap membantu kita. Kalau mengunjingi satu tempat, mintalah izin pada penjaga atau pemilik tempat yang dikunjungi.
Setelah itu, ikuti kaki melangkah, berhentilah jika melihat sesuatu yang menarik, ambil fotonya, bagusnya ambil foto sebanyak-banyaknya. Sebagai tambahan, mintalah informasi ke panitia, supaya kalian mendapat informasi benar dan pasti, yang begini ini pelu di catat! Biar nggak lupa…
Nah, kalau semua data sudah terkumpul, boleh pulang…
Oh iya… Kalau berkunjung ke suatu tempat, jangan lupa minta brosur ke penjaga, siapa tahu ada, untuk melengkapi data gitu, lho!

GIMANA CARA MEMULAI BIKIN  ARTIKEL

Bukalah kumpulan data yang kalian miliki, lalu coba ingat-ingat lagi perjalananmu. Lihat lagi foto-foto yang telah kalian buat. Boleh langsung ketik di computer, boleh juga tulis tangan dulu.
Pokoknya tulis seenaknya, jangan mikir ini itu dulu… Tulis yang ada di otak aja deh ^___^
Setelah itu baca lagi artikelmu… Nah, saat inilah koreksi kata! Kalimat dan tanda baca yang kurang pas di koreksi. Hehe… Seperti pelajaran mengarang ya? Tapi, ini nggak serius banget kok… Kan tujuannya berbagi kebahagiaan.
Terus, jangan malu-malu untuk mencoba mengirimkannya ke majalah atau mejalah komik kesayanganmu~ ^o^


MENANGIS ITU SEHAT


Pernah menahan nangis karena takut dianggap cengeng atau lemah? Hmmm, mulai sekarang, coba deh untuk membuang jauh-jauh pikiran tadi. Faktanya, ketika kita menangis karena factor emosional, misalnya sedih, stress atau depresi, nggak hanya ampuh untuk mengobati perasaan, lho. Tetapi juga bisa bikin tubuh lebih sehat.

MENJINAKKAN HORMON STRES
Banyak orang, atau mungkin kamu sendiri, mengakui menangis bikin kita lebih lega daripada sebelumya. Yup, perasaan ini ternyata berasal dari hormone stress yang keluar lewat air mata kita. Dr. William Frey dari Ramsey Medical Center, Minneapolis menemukan, saat menangis, kita mengeluarkan air yang mengandung sejumlah hormone stress.
Hormon ini punya egek yang buruk untuk system tubuh kita. Salah satunya, mempengaruhi sel otak dan efeknya membuat mood jadi kacau. Menangis juga memancing produksi hormone endorphine, yang bertugas sebagai pain-killer alami,sekaligus hormone yang menimbulkan perasaan senang. Jadi, menangis sama aja dengan membersihkan hormone stress dan menggantikannya dengan hormone endorphin yang menenangkan.
MENGOBATI LUKA HATI
Penyebab menangis yang paling umum, biasanya dipicu oleh masalah perasaan atau emosi. Dari segi psikologis, menangis itu salah satu bentuk relaksasi. Karena, aktitvitas ini sebenarnya perlu tenaga. Perhatikan deh, setiap kali menangis, rasanya badan jadi capek dan pengen cepat-cepat istirahat. Reaksi tubuh tadi, menunjukkan pengaruh relaksasi dari menangis. Makanya, setelah bangun tidur dari tidur, pikiran jadi lebih tenang, badan lebih segar, dan kita lebih siap mengahadapi masalah.
FAKTA MENANGIS
  • Menurut Oren Hasson, ilmuwan dari universitas Tel Aviv, Israel, saat menangis, sebenarnya kita sedang menurunkan system pertahanan diri kita. MIsal, waktu lagi berdebat keras sama mama dan akhirnya kita menangis. Saat itu, sebenarnya kita lagi meredam emosi dan mengalihkan kenginan marah ke mama. Coba bayangkan, kalau emosi kita dituruti, kita malah balik menyerang mama dengan keras. Naudzubillahmindzalik.. hiii ngeri banget kan?
  •  Dalam hubungan persahabatan, ikut menangis karena empati, juga bisa menguatkan kualitas hubungan dengan sobat lho. Soalnya, menangis menunjukkan bentuk solidaritas kita atas kejadian yang menimpa sobat. Alhasil, akan muncul perasaan saling menghargai dan kedekatan yang lebih dalam dengan sobat.
  • Penelitian dari Nippon Medical School di Jepang menemukan, penderita asam urat yang menangis dan menitikkan air mata, umumnya membaik secara medis lebih cepat kurang lebih setahun dibandigkan penderita yang tidak. Wah!


Makanya~ Kalo mau nangis, Nangis aja Oke ;) ~ Eriza aja nangiss...#adayangtauEriza?

Selasa, 20 Desember 2011

TSUKUSHI ( BUNGA LIAR )

        “Jangan pergi !!”.
        Keinichi yang bajunya kutarik tiba-tiba itu pun duduk kembali. Ia mengernyitkan alisnya.
    “Kenapa, Haruka? Main monopolinya kan udah selesai. Kamu kan yang menang...”, ucapnya heran.
           Ya, kami memang baru saja selesai bermain di ruang TV  apartement ku.  Kami memang sering menghabiskan waktu bersama, terutama dengan bermain game. Dan selalu aku yang menang. Tapi…. kemenanganku kini tak membuat ku bahagia. Entah kenapa….
        Keinichi tersenyum penuh tanya. Ia duduk menungguku mengucapkan sepatah kata. Tapi aku hanya diam saja, tertunduk menatap karpet merah yang kami duduki. Yang pasti perasaan ku sangat sakit dan tidak enak.
   “Aku….”, aku menahan nafasku. “Jangan pergi dulu Keinichi!!”, lanjutku terbata-bata.
      Keinichi kaget karena aku tiba-tiba berkata dengan suara keras. Ia kebingungan dan tampak terburu waktu.
     “Aku tidak bisa…. Aku sudah ada janji. Aku dan Yume akan ketemuan di Café Meido siang ini”. Keinichi tampak sibuk melihat jam tangan. Ia takut terlambat.
       Aku tidak ingin membuat Keinichi kebingungan seperti ini, tapi batinku entah kenapa gelisah melihat sosok Keinichi yang hendak pergi tadi. Seakan firasatku berkata…. akan terjadi sesuatu padanya.
     “Aku…”, aku menahan kalimat ku lagi. Keinichi menunggu, kemudian aku lanjutkan, “Aku ingin kau tetap di sini… hanya bersamaku…”.
          Keinichi terdiam. Ia mengerti, kata-kata yang ku tujukan bukan bermakna “Ayo main lagi” atau “Aku takut sendiri”, tapi sesuatu perasaan dari hatiku yang terdalam. Yaitu “Aku ingin kau di sini, bersamaku, tidak bersama dirinya”.

      Aku benar-benar tidak berhak menahannya, tapi kalimat itu tak sanggup lagi kupendam. Aku tahu Ia telah memiliki pacar, Yume namanya. Tetapi… walau Ia hanya tetanggaku, teman sepermainanku, aku mencintainya….

            Ingatan itu terulang kembali, waktu seakan mundur ketika umurku 8 tahun. Kenangan yang tak akan pernah kulupakan, perjumpaan ku dengan Keinichi.

            Berawal dari teriakannya yang tiba-tiba berada di depanku. Ia menatapku dengan mata berbinar-binar……




     

  “ Hwaaa!!! Aku baru tahu tante sebelah kamarku punya anak cewek!”, Ucapnya girang.

        “Huh!, Jelas aja dia kagak tau! Aku kan jarang keluar kamar!”, batinku. Aku pun cemberut dan tertunduk.

     “ Hey, angkat wajahmu dong…”, ucapnya lembut sambil mengangkat wajahku dengan kedua tangannya. Aku pun bertatapan dengannya. Dia tersenyum. Dan mukaku seketika merah bersemu.

         Aku memerhatikannya, kalau dilihat-lihat, dia sepertinya seumuran dengan ku. Dia kelihatan bodoh! Tapi… baik hati. Ah, dan dia benar-benar nakal! Masa masih kecil sudah meng-ecat rambutnya dengan warna coklat?!

         Ia kemudian mengulurkan tangannya.

        “Namaku Sawaguchi Kenichi, tapi panggil saja Kenichi!”. Dan dilanjuti dengan senyum ikhlasnya.

     Aku terpana melihatnya,, pada pandangan pertama aku menganggapnya matahari.

         “Aku… Kimiwari…. Kimiwari Haruka”, balasku menjabat tangannya.

      “Hmmm….”, gumam Kenichi sambil memegang dagunya--- pose berfikir. “Aku panggil Haruka saja ya?”. Dia tersenyum lebih ceria dari yang tadi.

   Aku benar-benar beruntung. Pertama kalinya aku hendak keluar kamar apartemen ini, aku bertemu dengan Matahari. Matahari yang akan mencerahkan hari-hari ku. Dan aku tidak akan sedih lagi karena perceraian orangtua ku.

       Aku pindah ke apartemen ini karena orang tuaku bercerai, aku mengikuti Ibu ku. Tapi selama ini aku menghabiskan waktu sendirian. Semua tak seperti dulu lagi. Ibu benar-benar sibuk, Ia pulang tengah malam dan pergi pagi sekali. Setiap harinya begitu…..

        “ Kau hendak bermain kan?”, tanyanya. “Di taman bawah, ada teman-teman ku. Nanti kuperkenalkan!”, ucapnya sambil menarik tanganku berlari menuju lift. Sesampainya di lift Ia masih menggenggam tanganku dan meneruskan kalimatnya,   “ Kau kan baru pindah ke apartemen ini, kau pasti susah untuk bersosialisasi. Hmm, jadi… biar aku yang temani!”.

       Aku langsung melotot. Sembarangan! Dia kira aku ‘gak punya bakat sosialisasi apa?!

            Pffh… hihi....

         “ Hey, kenapa tertawa?”, Keinichi hanya bingung melihatku. Aku pun jadi makin ingin tertawa.

         “Hey??!”.

          Dan pintu lift pun tertutup.




“Haruka…”.

            Tiba-tiba saja lamunanku buyar. Suara hangat Keinichi mengembalikan ku ke saat ini…

            “Haruka, bukankah aku pernah berkata bahwa aku, sebagai laki-laki, tidak akan melanggar perkataan ku”.

            Ya… Itu benar, Keinichi…. Semenjak percaraian orangtuaku, aku membenci ayahku. Ia berselingkuh dengan perempuan lain. Dan karena itu pula aku membenci semua sosok pria.

       Tapi, Keinichi yang mendengar keluh kesahku itu langsung berkata kepadaku….. “Aku laki-laki! Dan akan kubuktikan kalau aku tidak akan menarik janjiku!”. Kata yang sama seperti sekarang.

            “Iya…. Kamu pasti tidak akan seperti ayahku…”, ucapku miris.

Tak lama kemudian aku pun menangis. Aku menutup mukaku dengan kedua tanganku. Aku menangis tanpa suara.

            Keinichi mendekatiku, Ia menarik tanganku lembut. Ia menggenggam kedua tanganku.

            “Hey… Ayo perlihatkan wajahmu…”.

            Aku pun menunduk dalam, kembali menyembunyikan air mataku. Agar wajah yang menyedihkan ini tak bisa terlihat olehnya….

            Keinichi memandangiku, kemudian ia mengangkat wajahku dengan lembut dan dengan sabar. Kini wajah yang sudah terbasahi air mata berhadapan dengan kehangatannya.

            “Jangan menangis lagi, aku tak mau kau menangis, Haruka. Aku sudah berjanji di dalam hatiku sejak bertemu denganmu dulu… Aku akan membuatmu tertawa dan tak akan menangis!”, ucapnya dengan pandangan yang lurus menatapku.

            “Itulah janjiku dulu… Makanya… Jangan menangis ya…”, lanjutnya sambil tersenyum dan menghapus air mataku perlahan dengan jarinya.

            “Aku mencintai Yumeko, pacarku. Aku tidak akan dan tak sanggup mengkhianatinya”. Aku memandanginya, Ia mengucapkan itu dengan penuh kesungguhan. Mata yang lurus.

            Aku sudah tahu itu Keinichi…. Dari dulu aku sudah tau kau mencintainya.




            Ingatan ku kembali saat setelah ke luar dari lift. Sesampainya di lantai dasar, aku ditarik Keinichi pergi menuju taman. Di sana aku bertemu dengan banyak anak-anak seumuranku. Semuanya teman Keinichi.

            “Hei, Keinichi! Kau ini lama sekali! Kami semua sudah menunggumu dari tadi tau!”, marah salah satu teman Keinichi yang bertumbuh gembul. Kemudian ia menatapku dan menunjukku. “Kau malah berpacaran dengan cewek itu ya?!”.

            “Cie~ Keinichi~”, teman-teman yang lain menggodanya. Terdengar pula suit-suitan dari beberapa anak cowok.

            Aku pun memerah. Keinichi malah balik marah.

          “Hei hei!! Ada-ada saja! Ini teman baru kita!”, kata Keinichi dengan muka penuh bangga, seperti baru saja menemukan harta karun. Dan yang lainnya pun mulai terkagum-kagum.

            “Heee… kau di kamar nomor berapa??”, tanya salah satu anak.

            “Baru pindah ya”, tanya yang lain.

            “Hey namamu siapa??”.

            “Kenalan dong~”.

            “Aku ingin menjadi temanmu!”.

            Beribu pertannyaan tiba-tiba menerjangku. Dan aku sangat kesal.

            “Berisik sekali!!!”, batinku geram. Tapi Keinichi menepuk pundakku.

            “Di jawab dong Haruka..”, kata Keinichi. Aku menatapnya. Ia pun tersenyum lebar.

            Baiklah…

            “Aku Haruka Kimiwari! Di kamar nomor 102 lantai 2! Salam kenal!”. Kalau bukan karena senyumnya aku pasti tidak akan otomatis menjawab seperti itu.

            “Ooh!!! Berarti tetangganya Keinichi ya? Keinichi kamar nomor 103”, ucap seorang anak perempuan.

            Aku terdiam.          

            Jadi begitu ya… Aku tetangganya Keinichi.

            Tanpa sadar aku tersenyum sendiri.

            “Keinichi! Hari ini kita main penjelajahan saja yuk!”, saran anak yang dari tadi tak sabar ingin bermain.       

            “Boleh boleh!!”, sahut Keinichi.

            Dia ini seperti pemimpin mereka saja! Atau… memang Iya??

            “Haruka! Kita akan berpetualang ke luar daerah apartemen ini!”, jelas Keinichi dengan suara riangnya.

            “Eeh… tapi aku… aku agak khawatir… soalnya kan ini pertama kalinya aku di daerah sini…”, jelasku sambil memainkan jari tanganku takut-takut.

            “Tak usah takut… Aku kan bersamamu Haruka!”. Kalimat hangat yang keluar dari mulut Keinichi seakan penuh dengan sihir. Hanya dengan kalimat itu keberanianku muncul. Dan aku dengan mantapnya menjelajah bersama yang lainnya.

            Di tengah perjalanan, Keinichi menemukan tsukushi yang indah. Tidak habis beruntung pikirku. Ia malah mempersembahkan bunga itu untukku.

            Saat itu aku benar-benar berfikir kalau aku… aku telah jatuh cinta. Dan…. dan keinichi pun memiliki perasaan yang sama dengan ku.

           

            Hingga akhirnya, waktu pun berlalu. Aku telah menginjak bangku SMP. Aku telah terbiasa atau… amat sangat terbiasa dengan lingkungan baruku ini. Kesedihan yang kualami tidak pernah kupikirkan lagi. Semua berkat Keinichi. 
Aku melewati masa-masaku hingga  masa remaja bersama Keinichi. Seiring itu aku memerhatikan perkembangannya. Kini Keinichi bertambah tinggi, bertambah besar, bertambah tampan dan bertambah gagah.

            Tapi sayang, aku tidak satu sekolah dengannya. Ibuku mendaftarkan ku di sekolah khusus putri. Biar ‘gak macam-macam katanya. Yah… apa boleh buat. Aku tidak bisa membantahnya. Aku menyadari, semenjak di tinggal ayah, hati ibu mulai rapuh. Aku tidak mau menyakitinya.

            “Haruka Haruka!!!”. Aku yang sedang mencuci piring pun sontak berlari menghampiri sang pemilik suara. Siapa lagi orang yang mampu membuatku berdebar-debar dan langsung menghampirinya walau tanganku masih bersabun dan memegang sebuah piring. Ya, Keinichi.

            “Apa sih Ken?”, tanyaku basa-basi setelah membuka pintu kamar. Keinichi sekarang berada tepat di pintu kamarku. Dia seperti habis berlari.

            “Di kejar anjing ya?”, tanyaku heran.

            Keinichi belum membalas, ia masih mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

            Ngapain sih dia?? Ampe wajahnya merah gitu?? Jangan-jangan ditagih hutang nih anak!

            Setelah nafasnya sudah seirama, Ia mengangkat kedua tangannya tinggi. “Yeaiii!!!”, soraknya girang. Aku pun jadi ikut girang.

            “Coba tebak!!!”

            “Kamu nemu 1000 Yen di tengah jalan?”

            “Kha Kha Kha… Itu masih belum miracle!”

            Aku pun berpikir lagi, Hal apa ya yang bisa bikin nih Keinichi masih dengan seragamnya, yang kayaknya begitu jam pulang gak langsung pulang, lari-lari dan pengen banget dibagi kebahagiaannya itu ke orang lain.

            “Nyerah”, akhirnya hanya itu yang terpikirkan.

            Keinichi pun tersenyum nyengir. Dia memamerkan giginya yang rapi.

            “Aku baru aja nembak cewe yang kusuka”.

            Bagai mendengar sesuatu yang salah. Aku mematung dan terdiam.

            “A…apa…?”, tanyaku meyakinkan.

            “Iya! Aku tuh udah suka dia dari awal masuk SMP! Baru kelas 2 ini aku berani nembak dia… dan ternyata aku diterima, Ka! Bayangin  tuh! Gak nyangka! Pulangnya tadi aku langsung lari-lari gak jelas muterin apartemen..hhaha”.

            Keinichi terus bercerita dengan semangat, Ia benar-benar kegirangan. Di sela-sela ceritanya ia juga menyisipkan gerakan-gerakan. Benar-benar bahagia, mukanya sampai memerah.

            Tapi aku… bagaikan tuli, aku tidak mampu mendengar apa yang diucapkannya. Pandanganku kosong. Hatiku pecah, bagai piring bersabun yang merosot jatuh dari tanganku. PRANG!

            Keinichi kaget, Ia berhenti bercerita.
“ Hei, Haruka! Piringnya, woi!”. Ia memainkan tangannya di hadapanku.

            “ Haruuukaaa!!”.

            Aku pun tersadar. Menoleh ke arahnya sebentar, membersihkan pecahan kaca dan langsung menutup pintu. Meninggalkan Keinichi yang bengong dengan tingkahku.

            Baru kali itu aku tahu, kalau aku tidak terlihat sebagai perempuan di matanya. Melainkan hanya sebagai tetangga yang membutuhkan bantuan…..

           





            Aku berhenti menangis. Aku memegang tangan Keinichi yang sedari tadi mengusap wajahku agar aku tenang. Aku menurunkan tangan hangatnya, kemudian aku menggeleng.

             “ Aku sudah tidak apa-apa… maafkan aku..”.

Keinichi melihatku dengan seksama. Dan aku tersenyum.

            “Benar, aku sudah tidak apa-apa”.

Ia pun menghembuskan nafas lega. Ia mengusap kepalaku. Dan berkata…

            “Jangan sedih lagi ya…”.

            Hatiku teriris. Aku sesak. Kumohon, jangan lebih baik daripada ini… aku akan susah melupakanmu…

            Aku pun segera bangkit dan menariknya untuk bangkit juga. Aku mendorongnya mendekati pintu. “Ayo! Kamu nanti telat, lho!”, ucapku dengan senyum seikhlasnya. “Uups! Ini memang sudah telat ya?”.

            Keinichi melirikku cemas, aku pun membalas dengan senyum.

            “Hehe… maaf ya..”.

            Aku pun mendorongnya lagi, hingga Ia sudah keluar dari kamarku. Kemudian aku menepuk pundaknya.

            “Ucapkan maaf ku pada Yume ya?”.

Keinichi tersenyum padaku, tapi senyumnya masih menunjukkan bahwa Ia khawatir padaku.

            “ Oke! Bye”, Keinichi melambaikan tangannya dan kemudian berlari. Aku hanya bisa melihat punggungnya yang tegap dan penuh dan kasih sayang makin menghilang di kejauhan.

                  “Bye”, ucapku.






            Pemakaman yang kelam di hari yang gelap. Gagak-gagak berterbangan. Semuanya tampak samar bagiku, orang-orang yang berkumpul dan menangis, pakaian hitam dan serba hitam, bunga-bunga yang dibawakan, asap dupa yang tebal, serta batu nisan yang tertera nama. Keinichi Sawaguchi. 

            Aku masih tak percaya akan semua ini. Semuanya begitu cepat. Aku benar-benar tak sanggup untuk berdiri lagi. Aku…

            Seketika seorang wanita yang sebaya denganku, berambut panjang terurai, datang menahan jatuhku.
“Kau tidak apa-apa, Haruka?”.

            Aku melihatnya dengan mata yang susah untuk dibuka. Gadis ini…

            “Yume…”, ucapku. Tak terbendung lagi tangisku pecah. Aku menangis dipelukannya.

            “Aku yang membunuhnya, Yume! Itu aku! Aku yang membuatnya telat datang saat janjian denganmu!”, ucapku terisak-terisak. Aku tidak peduli semua pandangan orang yang melihat ke arah kami.

            “Seandainya dia datang tepat waktu… pasti… pasti tidak akan begini….”, tangisku makin pecah. Yume masih menahan tubuhku dengan erat agar aku tak terjatuh. Ia tahu kalau aku memang tak sanggup lagi untuk berdiri.

            “Bukan, Haruka”, katanya. Ia mengusap-usap punggungku lembut. “Bukan salahmu, kamu jangan berpikir seperti itu”.

            Aku melepaskan diri dari dekapannya. Aku memelototinya tajam.

            “Kau tahu apa Yume!! Aku yang membuatnya berlari tergesa-gesa menemuimu! Sehingga… sehingga truk itu… truk itu…”. Berbagai bayangan terlintas di pikiranku. Bagaimana Kenichi di tabrak, ekspresinya yang kesakitan. Aku mulai berkeringat dingin, Yume seperti tak terlihat lagi di hadapanku.

            Tetapi kelembutan tiba-tiba menyadarkanku. Yume memelukku. Kali ini lebih erat dan lembut.  

            “Memangnya lantas itu jadi salahmu? Apa Keinichi mengajarimu untuk menyalahi dirimu?”, ujarnya tegas tetapi tidak mengurangi kelembutannya.

            Dalam pelukannya, aku terdiam.

            Aku melihat nisan Keinichi. “Benar”, ucapku pelan. “Keinichi tidak akan membiarkanku sedih… Ia akan tersenyum seperti biasanya, Ia akan bilang semua baik-baik saja… ukh…”. Aku terisak-isak lagi. Semua tentang Keinichi terulang di kepalaku. Tawanya, senyumnya, kebaikannya, dan… perkataannya… bahwa aku… aku tak boleh bersedih.

            “Jangan bersedih lagi ya, Haruka”.

            “Jangan menangis lagi”.

            Aku memeluk Yume. Aku menangis dengan kencang di pundaknya. Yume memang benar-benar gadis yang tegar. Aku bersyukur kaulah wanita yang dipilih Keinichi. Dan aku berpikir bahwa kau dipilih untuk menemaniku.

         Terima kasih Keinichi.  Aku akan berusaha tegar dan kuat walau banyak masalah mendatangiku, seperti tsukushi indah yang kau berikan padaku.



FIN

Huahahaha... malu-maluin emang nih cerpen.. :D Ini cerpen gue buat waktu gue kelas 2 SMA. Terinspirasi lagu akhir Naruto, Long Kiss Good Bye. Makanya jadi berbau Jepang-jepang gitu..hhe.. Maaf  ya kalo yang baca langsung mau muntah.. (y)


 

CHEER UP!! がんばって~ Copyright © 2009 Paper Girl is Designed by Ipietoon Sponsored by Online Business Journal